Di berbagai penjuru kota Jakarta, dari gang-gang kecil hingga hotel berbintang, mudah dijumpai hidangan nasi uduk. Konon, maraknya pedagang nasi uduk dipelopori warga kampung Kebon Kacang, Tanah Abang. Itu sebabnya banyak rumah makan nasi uduk di Jakarta yang mengaku asli dari Kebon Kacang. Bagaimana cara mengetahu asli atau tidak?
Menurut pemilik rumah makan nasi uduk Hj. Ellya di Jln. Pesanggrahan, Jakarta Barat, yang lahir di kampung Kebon Kacang, di era 70-an nasi uduk dijajakan berkeliling dengan wadah piring. Namun dalam perkembangannya, nasi uduk disajikan secara khas dengan bungkusan daun pisang berbentuk limas plus taburan bawang goreng. "Maksudnya biar harum dan tidak cepat kering."
Elly tahu benar bagaimana nasi uduk di zaman kecilnya diperdagangkan untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta yang hendak sarapan di pagi hari. Setelah era 70-an berlalu, tambah Elly, "Para pedagang nasi uduk menjual nasinya di malam hari secara berkelompok dengan mendirikan tenda."
Kendati tak memiliki garis keturunan pedagang nasi uduk, Elly memberanikan diri berjualan nasi uduk. "Adik ipar saya keturunan langsung pedagang nasi uduk Kebon Kacang."
Sejarah nasi uduk Kebon Kacang juga dituturkan Hj. Lukita Septari alias Noni, istri Abu Syahri, yang berjualan nasi uduk di Kebon Kacang X. Sebelum 1950-an, kata Noni, "Ada pedagang nasi uduk keliling asli Kebon Kacang bernama H. Suryadi. Lelah berkeliling, si kakek Suryadi berjualan nasi uduk di Pasar Gandaria. Dua puluh tahun kemudian pindah ke Kebon Kacang I. Karena banyak disuka, orang-orang turut menjualkan nasi uduk bungkus Suryadi secara berkeliling."
Sayangnya, tak satu pun anak-anak Suryadi yang meneruskan usaha dagang ayahnya. Padahal, pelanggan telah banyak. Untunglah, salah satu cucu Suryadi. Abu Syahri yang kemudian menikahi Noni, mau meneruskan usaha itu. "Dari kecil, suami saya membantu kakek Suryadi masak nasi uduk dan lauk-pauknya. Sampai lulus sarjana ekonomi pun, dia enggak boleh kerja kantoran oleh kakeknya."
Semula Abu dan Noni meneruskan dagang nasi uduk di Kebon Kacang I, peninggalan Suryadi. "Baru tahun 90-an kami pindah ke Kebon Kacang X, sampai sekarang. Di sini kami buka warung makan di teras rumah, pakai merek dagang Nasi Uduk H. Suryadi."
Nah, sekarang, mudah bukan mengetahui nasi uduk asli Kebon Kacang atau bukan?
Rini Sulistyati
foto-foto: Rini Sulistyati
KOMENTAR