Hanya saja, kedua pedangdut ini masih khawatir dengan perilaku dari beberapa penyanyi yang justru merusak nama baik musik dangdut. Hal ini perlu dibenahi agar musik dangdut tetap dicintai masyarakat.
"Prihatin, kalau melihat pendatang baru yang malah menjelekkan musik dangdut karena kelakukan mereka. Misalnya, merusak rumah tangga orang, hanya bisa cari sensasi yang membuat masyarakat mencap pedangdut identik dengan penyanyi kampungan," ujar Nassar yang ditemui tabloidnova.com di launching Kontes dangdut Indonesia (KDI) di MNC TV, Kamis (27/3).
Nassar menyoroti rendahnya etika dan nilai kesopanan penyanyi dangdut masa kini. Pakaiannya makin seronok, goyangannya makin berani dan lebih-lebih lirik lagunya juga banyak yang tidak mendidik. Itu harus dibenahi melalui ajang semacam KDI untuk membentuk karakter penyanyi dangdut masa kini," tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan pedangdut senior Jaja Miharja.
"Saya prihatin melihat pedangdut jaman sekarang. Banyak yang perilakunya minus, mereka hanya menjual tampang dan sensasi tapi tidak memiliki karya yang gemilang. Itu sama saja semakin membuat jelek nama musik dangdut," ujar pria kelahiran Jakarta 1 November 1944 ini.
Demi menjaga nama baik dangdut sebagai musik milik masayarakat, Jaja pun berharap, agar penyanyi dangdut yang baru muncul konsisten menjaga kelakuan serta gaya hidup yang positip. Caranya? "Perlu ada wadah-wadah atau tempat pelatihan semacam KDI ini agar pedangdut yang baru saja terjun ke dunia musik dangdut bisa menjaga atitude-nya. Sehingga musik dangdut tak lagi di cap sebagai musik yang kampungan."
Tumpak/Tabloidnova.com
KOMENTAR