Wajah Rosida Pasaribu (45) masih tampak trauma. Wajahnya pun terlihat pucat. "Saya memang masih trauma dengan kejadian itu. Saya tak bisa melupakannya," kata Ros terbata-bata. Ia lalu bercerita, bagaimana semua kejadian itu berlangsung sehingga membuatnya syok.
Sabtu (8/5) lalu itu, Ros ingin berwudu untuk salat Magrib. Tiba-tiba RS bersama rombongannya yang berjumlah tujuh orang mendatangi rumahnya. "Mereka berteriak, bertanya di mana saya menyembunyikan Intan. Saya yang tak tahu apa-apa tentu saja bingung ketika ditanya seperti itu. Saya memang tidak tahu Intan di mana tapi mereka tak percaya. Saya malah dihardik sampai lemas dan gemetaran," ungkap Ros.
Disangka menyembunyikan sosok yang dicari, Ros malah menerima perlakuan yang semakin tak menyenangkan. Tubuh kecil Ros diangkat, lehernya dicekik, lalu dihempaskan ke sofa. Ros pun mengerang kesakitan karena ia tengah menderita bisulan di pahanya. Tak cuma menganiaya Ros, "Anak saya, Elvi (13), juga jadi sasaran. Leher Elvi dipiting oleh RS. Tapi anak saya berontak dan berusaha melepaskan jepitan di lehernya. Setelah jepitan lepas, dia segera lari ke rumah tetangga sebelah, meminjam telepon selular tetangganya, dan menghubungi ayahnya."
Ros yang masih berada di dalam rumahnya sendiri, semakin bingung ketika melihat RS menyerobot masuk ke kamar tidurnya. Ternyata ia berhasil mendapatkan Intan, perempuan yang dicarinya. "Ternyata Intan sembunyi di dalam lemari saya. Setelah itu, saya tidak tahu lagi apa yang terjadi karena Intan langsung melarikan diri."
Sejurus kemudian, suami Ros, Slamet, datang dan segera menolong istinya. "Tak lama kemudian, Herman, anak RS, datang." Belakangan Ros tahu, Herman diduga berselingkuh dengan Intan dan itulah yang membuat RS naik pitam. "Herman minta maaf atas perlakuan ibunya." Kesepakatan damai pun dicapai. Pihak RS berjanji mengganti kerusakan lemari dan gorden pintu kamar Ros yang koyak. "Tapi setelah ditunggu-tunggu, RS tak kunjung datang. Nah, karena kami merasa dizalimi, akhirnya atas kesepakatan pihak keluarga besar, kami melaporkan kasus ini ke polisi," ujar Ros.
Ros mengambil sikap seperti itu, "Sebab saya yang enggak tahu apa-apa, kok, malah diserang dan rumah saya dirusak." Ia mengaku mulai mengerti duduk perkaranya setelah RS dan seorang perempuan masuk ke kamar tidurnya lalu membuka paksa lemari pakaiannya.
Setelah peristiwa ribut-ribut itu, Intan langsung menghilang. Semula, ia diduga bersembunyi di rumah kontrakan Herman tapi ternyata rumah itu telah kosong. Kabar terakhir menyebutkan, Intan melarikan diri ke Kisaran. "Intan sudah sebulan mengontrak rumah itu. Dia jarang bergaul. Intan dan Herman sering pergi sampai larut malam, jadi kami tidak tahu siapa mereka," kata Ros yang kebetulan tinggal di depan rumah kontrakan Intan dan Herman.
Baru belakangan Ros paham, awal permasalahan sebenarnya dipicu oleh rasa kesal RS, yang mengetahui putranya, Herman, yang sudah berumahtangga dengan seorang wanita bernama Tyas, berselingkuh dengan Intan. Herman mengontrak sebuah rumah yang kebetulan berseberangan dengan rumah Ros, yang ditempatinya bersama Intan.
Debbi Safinaz / bersambung
KOMENTAR