Cara Gampang Menentukan Pria Atau Bukan
Sejak kasus Alter-Jane mencuat, banyak media memberitakan Alter sebagai pria penderita sindrom Klinefelter alias kelainan kromosom yang diderita pria. "Kalau perempuan normal memiliki kromosom 46 XX dan pria normal memiliki kromosom 46 XY, maka penderita Klinefelter memiliki 47 XXY. Jadi, dia kelebihan kromosom X," terang androlog dari RS. Fatmawati, dr. Nugroho Setiawan, MS.
Secara sederhana, kelainan kromosom ini terjadi karena pembelahan sel telur yang tidak sempurna. Kelainan tersebut menyebabkan bayi yang baru lahir terkadang sulit dikenali jenis kelaminnya, sehingga membingungkan dokter. "Kalau itu yang terjadi, dipetakan saja kromosomnya. Kalau kromosomnya cenderung ke laki-laki karena ada Y-nya, jadikan dia sebagai laki-laki. Kalau lebih cenderung ke perempuan, segera tentukan bahwa dia perempuan," tegas Nugroho.
Pada sindrom Klinefelter, bayi yang bersangkutan akan memiliki kadar testosteron yang rendah. Testosteron dihasilkan oleh kromosom, tapi karena dia memiliki kromosom XXY, tidak ada rangsangan pelir untuk menghasilkan testosteron. Padahal, testosteron saat pertumbuhan janin dalam rahim berperan penting dalam penentuan jenis kelamin.
Bila melihat ciri-ciri fisik Alter, Nugroho menduga Alter adalah pria yang menderita sindrom Klinefelter sejak bayi. Penderita umumnya berciri penis, pelirnya kecil dan keras seperti batu, sehingga spermanya kosong. Itu sebabnya, pria seperti ini tak bisa menghamili. "Kalau dia mengaku punya sperma, mungkin itu bukan sperma, melainkan cairan (semen)," jelasnya. "Kalau melihat fisiknya yang terlihat dari fotonya, dia memang seperti lelaki. Kemungkinan besar dia sudah mendapatkan terapi pengobatan yang bagus, sehingga tampak seperti laki-laki. Misalnya kulitnya tak lagi halus seperti perempuan," tutur Nugroho. Jika murni tanpa pengobatan, yang bersangkutan akan tumbuh tinggi, sementara ia menganggap Alter tidak tinggi.
Penderita Klinefelter, lanjutnya, harus mendapat terapi hormon sehingga ia menjadi lelaki yang sesungguhnya. "Saya tidak tahu apa operasi yang dilakukannya, tapi kalau ternyata dia operasi kelamin, mungkin karena penisnya kecil sehingga dia memperbaikinya. Itu sah-sah saja karena dia memang pria." Namun Nugroho juga beranggapan, kemungkinan memang betul Alter tidak pernah operasi kelamin.
Pendek kata, "Kalau memang benar dia penderita Klinefelter lalu dituduh memalsukan identitas, ya bukan salah Alter. Itu lebih karena ibunya Jane adalah orang awam sehingga tidak paham. Yang dia tahu, sebelumnya Alter perempuan, tapi kemudian jadi pria. Jadi, ibu Jane juga tidak salah ketika melapor karena dia tidak tahu."
Seharusnya, sambung Nugroho, sebelum menahan Alter polisi seyogyanya memeriksa Alter dulu, "Apakah benar dia pria atau bukan." Untuk kepastian pemeriksaan, caranya dengan melakukan karyotyping, yaitu memetakan kromosomnya. "Dari situ, akan terlihat apa jenis kelamin Alter. Berapa pun jumlah X-nya, kalau ada Y di situ, berarti dia laki-laki. Tapi kalau hasilnya X semua, dia perempuan," tegas Nugroho sambil menambahkan, "Tinggal cari organnya secara lengkap. Pada penderita Klinefelter, ada, kok, pelirnya. Tapi kalau dia perempuan, ya tidak punya. Bisa saja ketika lahir penisnya kecil, masuk, dan ada belahannya sehingga kelaminnya terlihat seperti vagina lalu dianggap dia perempuan."
HASUNA
KOMENTAR