Didampingi tiga kuasa hukum Alter dan adik iparnya, Vonny, Jane menanti hingga diperkenankan melepas rindu dengan suaminya. Jarum jam menunjukkan pukul 12.30 siang ketika Jane tiba bersama rombongan dan diterima petugas penjaga pintu rutan. Jane dengan wajah kecewa karena harus menunggu lebih lama, kembali duduk menunggu. Sesekali Jane mengoleskan krim untuk menyejukkan kembali wajahnya.
Di dalam ruangan petugas pengelola penjara wanita berukuran 3 x 4 m2, Jane menunggu. Tak berapa lama, Alter pun tiba. Mengenakan kaus biru tua dan celana jins biru muda, Alter terlihat mungil namun penuh energi. Ia lalu duduk di sebelah Jane dengan wajah ceria. Sementara Jane tidak terlihat gembira. Tiba-tiba, setelah beberapa saat menahan diri, Jane menghambur ke dalam pelukan Alter, menciumnya bertubi-tubi seolah tak ingin berpisah dari Alter.
"Aku kangen...," ungkap Jane berulangkali kepada Alter. Alter yang sudah mahir memahami perkataan Jane yang menderita tuna rungu, tertawa. "Aku punya lagu baru buat kamu," ungkap Alter sambil tersenyum. Lalu Alter pun bersenandung, mendendangkan sebuah lagu dangdut, seperti yang biasa mereka lakukan sehari-hari.
Usai Alter menyanyi, Jane terharu dan merajuk, "Aku mau di sini saja!" yang spontan membuat Alter tergelak. "Wah, kalau kamu di sini, nanti yang lain iri semua. Pengen bawa suaminya ke sini," canda Alter membuat wajah Jane merengut.
Begitulah sosok Jane yang dicintai Alter. Meski hampir setiap hari mereka bertemu, Jane tetap hangat dan penuh kerinduan kepada Alter. Jane juga seolah menjadi pelengkap hidupnya yang tak pernah dimiliki sebelumnya hingga Alter merelakan dan memercayakan segalanya pada Jane. "Semua uangku, aku percayakan pada Jane," ungkapnya. "Aku yakin, karena dia, kan, sekolah Business Administration. Pasti lebih canggih dari aku," ujarnya setengah bercanda.
Alter pun menjelaskan, setelah menikah, ia memercayakan uangnya dikelola Jane secara terpisah. Uangnya digunakan untuk mereka berdua dan uang dari orangtua Jane digunakan untuk keperluan Jane sendiri. "Aku menikahi Jane tanpa motivasi apa-apa," ungkap Alter seolah mempertegas kembali pembelaannya atas tuduhan ingin menguasai harta orangtua Jane.
Tidak ada hal lain yang membuat Alter menikahi Jane, katanya, kecuali pribadi Jane yang istimewa. Sejak awal dikenalnya, Jane adalah sosok yang menarik dan tidak mudah tersinggung. "Dari dulu dia enggak gampang marah kalau digoda."
Setelah mengenal baik ibunda Jane tahun 2008 saat diajak menghadiri undangan Menperindag bersama, Alter kemudian kenal Jane. Pada kali lain, kisah Alter, ibunda Jane memintanya duduk menggantikan dirinya chatting dengan Jane. Setelah itu, Alter dan Jane sempat beberapa kali chatting meski belum menjurus ke hubungan yang serius.
Namun, ketika orangtua Jane menjodohkan Jane dengan orang lain, Jane mendekati Alter untuk menunjukkan ketidaksukaannya terhadap pria itu. Jadilah mereka dekat, mulai mengenal satu sama lain.
"Jane suka menggodaku. Dia sering BBM (Blackberry Messenger, Red.) aku, tapi pakai BB Mamanya. Mungkin karena dia pernah minta nomorku tapi aku nggak pernah balas SMS dari nomor yang tidak kukenal," kata Alter mengenang masa awal percintaan mereka.
Namun, lanjutnya, dia sadar, hubungannya dengan Jane tidak akan berjalan mulus. Kondisinya yang pernah dikenal sebagai perempuan, tentu akan mempersulit penerimaan orangtua Jane. Selain itu, Alter juga pernah menikah dengan seorang wanita di Singapura meski kemudian bercerai.
"Aku pikir, itu salah satu alasan mengapa mereka tidak mau aku menikahi anaknya. Karena aku duda, punya kelainan, dan identitasku dulu perempuan," kata Alter yang menyesalkan sikap orangtua Jane yang sudah dikenalnya baik.
Toh, seperti diakuinya, ia sebenarnya tidak diam saja menerima kondisinya. Ia tetap berusaha mencari solusi ketidaknyamanan akan status jenis kelaminnya yang dirasa kurang tepat. Memohon penggantian status jenis kelamin pada akta nikah adalah yang pertama. Ia juga minta adiknya mencari informasi rumah sakit paling baik di Kanada untuk mengoperasi payudaranya. "Aku belum tahu rumah sakit mana di Indonesia yang bisa melakukan operasi (payudara). Jadi, aku pikir, aku perlu mengumpulkan uang dulu untuk melakukan operasi di Kanada," kata Alter mengungkapkan alasan dibalik operasi payudara yang dilakukannya di Kanada Agustus 2006.
Hanya payudara? Alter menolak dengan tegas tuduhan yang mengatakan ia ke Kanada untuk melakukan operasi penggantian jenis kelamin. "Fisik aku, ya, seperti ini. Hanya dada saja yang berubah," tegas Alter. Ia pun menceritakan prosedur penegasan jenis kelamin yang dilakukan forensik ketika pertama kali ditahan.
Saat itu, petugas sudah memeriksa benar alat kelaminnya dan memastikan tak ada jahitan di seputar alat kelamin prianya. Tak hanya itu, menurut Alter, petugas juga sampai melakukan anal tes dengan memasukkan dua jari dan menekan ke arah tertentu untuk memastikan alat kelaminnya buatan atau tidak. "Surat keterangan dari petugas medis yang menerangkan saya laki-laki juga sudah dikeluarkan."
Kendati demikian, tetap saja banyak yang menyangsikan Alter sebagai laki-laki. Maklum, sejak lahir Alter dikenal sebagai seorang perempuan. Itu pula yang tertera pada akta keterangan lahirnya. Alter pun tumbuh sebagai perempuan yang tomboi. Ia tak suka berdandan, tidak suka curhat, memiliki hobi layaknya pria, dan teman-temannya kebanyakan pria. Namun, perkembangan fisik Alter seolah berkata lain. Dadanya terus tumbuh menyembul layaknya perempuan, sehingga orang-orang sekitarnya menganggap ia perempuan.
Di sisi lain, selain memiliki payudara, Alter juga memiliki alat kelamin laki-laki. Ia pun yakin dirinya laki-laki. Baru pada 2006, Catatan Sipil Jayapura mengesahkan jenis kelaminnya sebagai laki-laki.
Laili Damayanti
KOMENTAR