Minggu (25/4), kembali lagi terjadi peristiwa elpiji meledak. Kali ini di RW 10/RW 12 Kelurahan Duri Pulo, Jakarta Pusat. Empat keluarga yang tinggal berdempetan jadi korban. Alhasil, keluarga Jaama (42) dan Wati (42) yang tinggal bersama saudara-saudaranya terpaksa harus tidur di pinggir jalan dekat reruntuhan rumahnya. "Anak-anak saya takut tidur di bekas reruntuhan, jadi kami tidur di jalan saja," kata Jaama yang biasa disapa Among.
Ledakan, kata Among, terjadi jam 05.00 ketika kakak Among, Saana alias Emong, hendak memasak air dan menyalakan kompor bertabung gas elpiji 3 Kg. Alih-alih kompor menyala, malah ledakan yang justru terjadi. Setelah suara ledakan yang sangat keras, lemari, dan dinding rumah yang dibuat dari batu dan papan tripleks ambruk. "Saya dan anak-anak tertimpa lemari," ujar Among.
Ledakan itu menimbulkan api yang langsung menyambar tubuh Emong dan membuat anaknya terlempar. Untungnya, api langsung mati tertimpa reruntuhan. Among yang terjebak di antara reruntuhan, tak bisa mendengar apa-apa hingga warga berkerumun dan menolong mereka. Emong langsung menolong anaknya dan membawanya ke RS Sumber Waras.
Among dan Wati mengaku trauma dan takut menggunakan elpiji 3 Kg yang dibagikan Pemerintah sejak 2008 lalu itu. Tak hanya mereka, para tetangga pun memutuskan untuk kembali menggunakan kompor minyak, "Padahal, harga minyak tanah juga mahal."
Among dan Wati juga tidak akan menggugat Pertamina yang telah mengganti semua biaya pengobatan. "Kami hanya berharap bantuan untuk membangun rumah kami kembali," ungkap kedua pereman yang berprofesi sebagai tukang cuci ini.
HASUNA DAYLAILATU, SITA DEWI / bersambung
KOMENTAR