Rabu (31/3) siang itu, telepon selular Rima Oktavia (40) berdering. Pihak kesiswaan SMAN 70, sekolah putrinya, Vhia, memintanya datang ke sekolah dan menjemput Vhia. "Jemputnya sampai dalam sekolah, ya. Nanti juga tahu kenapa," kata Rima menirukan si penelepon.
Sesampainya di sekolah, sesuai instruksi, Rima dan nenek Vhia langsung masuk ke ruangan Bimbingan Konseling (BK). Di situ ia menemukan putrinya dalam keadaan tertekan dan ketakutan. "Guru BK bilang, Eu (salah satu yang diduga menganiaya Vhia, Red.) sudah dua kali kena skorsing atas tuduhan yang sama, tapi tetap saja terulang. Jadi, pihak sekolah sudah tak tahu harus bagaimana. Lho, jadi bagaimana, dong, kalau sekolah saja tidak tahu harus berbuat apa?"
Vhia berusaha menjelaskan, kaus dalamnya masih basah karena dicuci sang nenek, namun Eu dkk tetap mencecarnya. Tak puas dengan jawaban Vhia, Eu menyuruh Vhia menunduk. Kepala bagian belakang Vhia lalu dipukul. Kata pengacara Vhia, Bayu Prasetyo, Vhia mengaku mendapat kata-kata yang tak pantas, cubitan yang cukup keras di lengan kanan, dan dipukul di kepala. "Hasil visumnya sudah di tangan penyidik," tambah Bayu.
Mendapat perlakuan demikian, Vhia langsung menangis.Tak lama kemudian, seorang guru datang dan memisahkan Vhia dari ketiga seniornya. Vhia yang ketakutan akhirnya menunggu di ruang BK hingga dijemput nenek dan ibunya. "Bukan saya saja yang diperlakukan seperti itu. Ada banyak siswa lain yang pernah mengalami hal sama dari senior-senior itu."
Melihat kondisi putrinya yang trauma bahkan takut pergi ke sekolah, Rima memutuskan melaporkan kasus itu ke pihak kepolisian. Atas masukan pihak sekolah, ia langsung melapor ke Polda Metro Jaya, Sabtu (3/4).
Dalam waktu dekat, Rima ingin membawa Vhia yang juga atlet polo air itu ke psikiater untuk menghilangkan rasa trauma. Selama tidak sekolah, Rima juga berusaha membujuk Vhia agar tetap berlatih polo air secara rutin. "Pokoknya, prestasinya yang lain jangan sampai merosot. Sebagai orang tua saya hanya bisa mendampingi dan memberi dukungan," kata Rima.
Hingga kini, Rima mengaku belum bertemu dengan senior-senior Vhia tersebut, meski sudah melapor ke kepala sekolah. Terhadap kemungkinan berdamai, "Kami serahkan saja pada proses yang sedang berjalan. Semua sudah saya serahkan ke kuasa hukum," katanya. Meski trauma, Rima belum berencana untuk memindahkan Vhia dari SMAN 70 Jakarta.
Sita Dewi
Foto-foto: Sita Dewi
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR