Meski sudah kembali "normal", Ning masih waspada terhadap siapa-siapa saja yang bergaul dan bertemu Tar. Ning juga berusaha memutus total hubungan Tar dengan orang dalam Ashram. Tar mulai menjalani kehidupan sehari-hari seperti biasa.
"Kami pun memutuskan untuk menggalang orang-orang yang pernah menjadi korban pelecehan seksual oleh Anand yang awalnya takut bicara dan melapor ke pihak berwajib."
Ning tak hanya kecewa kepada Anand, tetapi juga orang-orang dekat Anand. "Tidak mungkin mereka tidak tahu, Tar dibiarkan berdua saja di kamar pribadi Anand. Y, salah satu orang dekat Anand, juga tidak pernah membiarkan putrinya ikut dalam kegiatan tanpa dia. Berarti dia tahu, dong!" sesal Ning.
Setelah satu setengah bulan melapor ke unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polda Metro Jaya, Anand resmi ditetapkan sebagai tersangka. "Kami lega dan memuji polisi yang sudah bekerja cepat. Harapan saya, Ashram itu ditutup agar tak ada lagi korban berikutnya," kata Tar. Menanggapi rencana Anand yang akan melaporkan balik mereka, ibu dan anak ini mengaku tak gentar. "Kami yakin kami benar dan Anand tidak bisa menggugat kami jika dia terbukti bersalah di pengadilan nanti."
Kuasa hukum Tar dan kawan-kawan, Theresia Purba, memuji tindakan Ning yang proaktif saat melihat keganjilan pada diri sang putri. "Masih banyak perempuan yang tidak sadar dirinya jadi korban pelecehan yang berujung malu dan tidak melapor sehingga pelaku bisa bebas berkeliaran," kata There. Ia juga menghargai upaya polisi yang segera menetapkan Anand sebagai tersangka.
Kuasa hukum Tar yang lain, Freddy Alex Damanik, mengaku, ada upaya-upaya pendekatan dari pihak Anand. "Mereka ingin menyelesaikan secara damai tapi kami tidak mau karena korban dan buktinya ada. Kami tidak mencari sensasi atau uang, kok," tegas Freddy.
Tisu Bekas
Sepuluh tahun lalu, ia bergabung dengan Anand Ashram. Setelah lima tahun berlalu, ia diangkat menjadi terapis. Salah satu pekerjaannya adalah memijat Anand. Tak jarang ia harus menginap. "Memasuki tahun kelima, keganjilan mulai muncul. Awalnya saya tak pernah berpikir negatif. Saya sangat memuja Anand, " tuturnya.
Dah mulai bingung ketika Anand minta dipijat di daerah-daerah sensitif, di bagian perut bawah, dan di selangkangan. Sebelum dipijat, Anand juga selalu mengingatkan Dah untuk menutup dan mengunci pintu kamar. Walau batin Dah sempat berontak, tetapi secara fisik ia merasa tak berdaya.
Lama-kelamaan, lanjut Dah, tindakan pelecehan itu mulai meningkat. Anand mulai menyentuh bagian tubuh Dah. "Saya dipegang di daerah payudara dan digerayangi." Takut, malu, dan merasa diperlakukan tak semestinya, ia lalu bercerita kepada suaminya, Chandra (38), yang bekerja sebagai pegawai kebersihan di Anand Ashram.
Perilaku menyimpang Anand dicurigai Dah tak hanya terjadi kepada dirinya. Pernah, kisahnya, suatu kali Dah melihat asisten Anand keluar dari kamar Anand menuju kamar mandi untuk membuang tisu. Saat membersihkan kamar mandi, Dah menemukan tisu bekas itu. "Baunya menyerupai bau air mani." Akhirnya, November 2009, karena tak tahan, Dah dan suaminya memutuskan kabur dari Ashram.
Segera Gugat Balik
Mangkir dari panggilan polisi pekan lalu karena alasan sakit, Anand melalui pengacaranya, Astro Girsang, membantah bahwa ia berusaha menghindari pemeriksaan setelah ditetapkan menjadi tersangka. "Anand memang sakit hipertensi berat yang sudah lama dideritanya. Jadi, bukan karena takut," ujar Astro meyakinkan.
Begitu mendengar ditetapkan jadi tersangka, Anand mengaku terkejut. "Dalam pemeriksaan sebagai saksi, Anand sudah membantah laporan Tar dan kawan-kawan," tambah Astro yang berencana menggugat balik. "Sekarang kami sedang menyiapkannya supaya matang."
Saat ini, tuturnya, Anand hanya tinggal menunggu surat panggilan untuk pemeriksaan berikutnya. "Yang jelas, Anand siap diperiksa," tegas Astro.
SITA DEWI
KOMENTAR