Baru esoknya Grace paham. Ketika berusaha menghubungi bank, oleh petugas customer service (CS), ia dapat info, uangnya berkurang karena pada tanggal 16 Januari ada transaksi transfer ke rekening seseorang bernama Ade Ayu sebesar Rp 5 juta dan Made Rusmini sebesar Rp 10 juta. Transaksi itu dilakukan di Toko Ron-Ron, Denpasar. "Saya kaget minta ampun. Mana mungkin saya transaksi di Denpasar, kan tanggal itu saya berada di Surabaya?" ujarnya.
Merasa ada yang tidak beres, seketika itu juga ia langsung mengadu ke BCA Klungkung. Ternyata benar, menurut Kepala BCA Klungkung, Siswanto, kemungkinan besar dia menjadi salah satu korban kejahatan seperti halnya pada korba-korban lainnya. "Begitu diberitahu kalau saya jadi korban, badan saya lemas dan langsung gemetar. Yang ada dalam benak saya, bagaimana nasib 150 anak asuh saya? Sebab, uang itu, kan, untuk biaya hidup mereka yang berasal dari sumbangan para dermawan," papar wanita berusia 57 tahun itu.
Atas saran Siswanto, ia segera diminta membuat pengaduan ke polisi. "Ternyata, menurut petugas polisi, saya adalah orang kesekian yang melapor. Sebelum saya, ada korban dari bank Permata yang kebobolan sebesar Rp 147 juta," cerita Grace sambil memuji sikap profesional pihak bank karena selang dua hari kemudian, uang yang dibobol penjahat tersebut dikembalikan utuh ke rekeningnya. "Saya bersyukur bisa mendapatkan uang saya kembali. Ini pelajaran berharga buat saya dan kini saya harus lebih berhati-hati lagi."
Gandhi Wasono M/ bersambung
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR