Awal 2005, Teguh Susilo memberanikan diri untuk merambah dunia online untuk memperkenalkan Petani Bunga (PB), bisnis tanaman hiasnya yang sudah ia mulai sekitar setahun sebelumnya. Sebelum berbisnis lewat online, ia hanya berjualan lewat tatap muka langsung dengan pelanggannya. Pilihan berjualan dengan media internet ia tempuh untuk memenuhi pemesan yang tidak bisa datang langsung ke Purwokerto, Jawa Tengah, kota tempat Teguh menjalankan usahanya.
Keputusan Teguh untuk menambah jalur penjualan itu ternyata tidak salah. Terbukti, tanaman hias nya makin banyak diminati pembeli, terutama anthurium yang langsung didatangkan dari Thailand. Selain itu tersedia pula jenis tanaman adenium, aglonema, dan euphorbia. Empat tanaman inilah yang menjadi favorit dan paling dicari pembeli online. Lalu lintas pemesanan pun semakin ramai bila ada tanaman tertentu yang sedang jadi tren di kalangan pencinta tanaman hias. Tahun 2007 misalnya, merupakan masa panen bagi bisnis online Teguh.
"Waktu itu, dalam sehari, kami bisa mengirim 10 paket pesanan. Satu paket dari satu pemesan, yang isinya bisa beberapa tanaman dengan nilai pesanan bisa mencapai Rp 3 Juta," tutur Yeni Feni Atiningsih, karyawan Teguh yang dipercaya mengelola pemesanan tanaman secara online. Namun, tak perlu berkecil hati bila Anda hanya ingin memesan satu tanaman saja untuk dikirim, karena Teguh, si petani bunga, tetap akan melayani pemesanan Anda.
Yang penting, tutur Yeni, pembeli tahu dan bersedia memenuhi persyaratan yang telah disebutkan di situs http://petanibunga.com, yaitu membayar lunas harga tanaman yang dipesan dan ongkos kirimnya terlebih dulu. Setelah itu, barulah tanaman akan dikirim. Jasa pengiriman akan disesuaikan dengan kota tujuan. Kalau di Jakarta, misalnya, Yeni sarankan dengan travel karena akan langsung sampai besok paginya.
"Ada juga yang memesan anthurium yang panjang daunnya hampir mencapai satu meter, tapi karena dikirim ke Surabaya lewat kereta, ongkos kirimnya hanya Rp 50 ribu," lanjut Yeni. Pembeli lewat online ini berasal dari berbagai kota, mulai dari Tegal, Semarang, Yogya, Jakarta, Bandung, dan Bogor. Dari luar Jawa, pesanan datang dari Aceh, Kalimantan, Kupang, Ambon, dan Maluku. Menariknya, pembeli tak keberatan bila harus membayar ongkos kirim lebih mahal dari harga tanaman yang dibelinya, karena jumlah pembelian yang hanya sedikit.
Misalnya, bila tanaman yang akan dibeli adalah anthurium, Yeni akan memberitahu panjang daun, tinggi pohon, jumlah daun, dan kondisi pohon. Sementara, bila yang akan dibeli adalah adenium, informasinya berisi tinggi tanaman dan diameter bonggolnya. Di luar data tanaman, cara lain untuk menjaga kepercayaan pembeli adalah nomor telepon, rekening bank dan alamat yang tidak pernah diganti.
Hasilnya, banyak pembeli yang kembali lagi, bahkan jadi pelanggan tetap, termasuk pembeli dari Surabaya, Sampit, dan Kupang. Apalagi, harga tanaman di PB bisa ditawar, meski turunnya tidak bisa banyak. Ada pula yang memesan pupuk atau media tanamnya sekaligus. Umumnya, mereka memesan 1-4 minggu sekali. Tanaman yang mereka beli biasanya untuk dikoleksi, tapi ada pula yang menjualnya lagi. Menjelang Lebaran, pemesanan biasanya akan lebih ramai.
"Kalau sedang sepi seperti saat ini, jumlah tanaman PB hanya sekitar 3 ribu buah," tuturnya. Adenium harganya berkisar antara Rp 20 ribu-Rp 30 ribu, Euphorbia Rp 10 ribu-Rp 20 ribu dengan tinggi pohon di atas 20 cm. Sementara, Anthurium dan Aglonema di atas Rp 50 ribu, tergantung jenisnya, dengan panjang daun di atas 3 cm.
Hasuna Daylailatu
KOMENTAR