Meski sudah seminggu berlalu, wajah duka masih belum bisa sirna dari wajah Supiyah (60). Ibu tiga anak ini masih terus meratapi kepergian anak sulungnya, Alfiyani (39). "Kok, tragis benar hidupnya. Selama hidup, dia belum pernah merasa bahagia, sekarang meninggal. Dibunuh, pula," katanya Selasa/14/12).
Sambil bersandar di kusen pintu, ia mengisahkan perjalanan hidup anak perempuan satu-satunya itu. "Dia menikah dengan Pramono tahun 1996 tapi perkawinannya tak harmonis. Selalu saja ada persoalan." Bahkan, tambahnya, percekcokan tak jarang diwarnai aksi kekerasan. "Pernah anak saya lapor polisi tapi akhirnya dicabut," timpal Solikhun (68), suami Supiyah.
Ajak Ke Rumah
Alfiyani pernah bekerja di sebuah swalayan dengan gaji lumayan besar. "Tapi sudah sekitar tiga atau empat tahun lalu mengundurkan diri dan sejak itu tak punya pekerjaan lagi," lanjut Supiyah.
Namun di tengah rencana perceraian itu, mendadak datang kabar kematian Alfiyani. "Tak terkatakan bagaimana perasaan saya saat menerima cobaan ini," katanya dengan berurai air mata. Supiyah makin terkejut setelah tahu, tersangka pembunuh putrinya adalah Aridi, tetangganya sendiri.
"Saya kaget soalnya beberapa bulan lalu, Alfiyani pernah membawa dia ke sini. Waktu itu saya berpikir, kok, Alfiyani yang sudah punya suami, datang bersama lelaki lain. Tapi Ciplis (panggilan Alfiyani, Red.) bilang, Aridi tetangga di kampungnya dan bisa mengobati orang sakit. Saya percaya saja." Tiga kali, lanjutnya, Aridi datang ke rumahnya bersama Alfiyani.
(Bersambung)
Gandhi Wasono M.
Foto-foto: Gandhi Wasono M./NOVA
KOMENTAR