Wajah Basar dan Kholil langsung berseri saat majelis hakim PN Kediri yang diketuai Rr. Budiarti mengabulkan permohonan penangguhan penahanan mereka (Selasa, 1/12). Suara tepuk tangan pengunjung yang memadati ruang sidang pun segera terdengar riuh. Dua sekawan yang ditahan sejak 21 September silam itu, langsung bersujud syukur. Suminem, istri Basar, memeluk suaminya sambil menangis bahagia.
Bukan hanya memukul, Wan juga menginjak-injak tubuh Kholil yang tersungkur. "Gigi saya sempat patah dan mulut berdarah," sela Kholil yang setelah dihajar Wan langsung diserahkan ke Polsek Mojoroto, Kediri.
Demi menunjukkan penyesalan, dua sekawan ini juga mengutus keluarga untuk minta maaf ke Darwati dan Wan. "Tapi maaf kami tak diterima. Kata mereka, perkara harus dilanjutkan," jelas Basar.
Dianggap Kejam
Sejak itu, Basar dan Kholil ditahan. Sejak itu pula, keadaan ekonomi keluarga mereka kacau balau. "Anak sulung saya sampai putus sekolah," cerita Basar yang sehari-hari menjadi buruh. Nasib keluarga Kholil pun tak jauh berbeda. "Memang, istri saya kerja di perusahaan rokok, tapi enggak cukup untuk menghidupi keluarga." Alhasil, istri basar harus jadi buruh cuci demi menghidupi kedua anaknya.
(Bersambung)
Gandhi Wasono M.
Foto-foto: Gandhi/NOVA
KOMENTAR