Salah satu pengunjung adalah Joko (25) alias Koko. Ia datang ke M-City atas undangan Fauzianzah, ajudan Gubernur Sumatera Utara. Entahlah pesta apa. Yang pasti, Fauzi juga mengundang Deden, Agus, dan Rizal. "Mereka itu juga teman saya."
Saat tiba di M-City sekitar pukul 20.00 malam, "Ruang 307 di lantai 3 yang dipesan Fauzi sudah penuh. Ada 8 orang, termasuk saya. Lima laki-laki dan tiga perempuan. Saya enggak tahu siapa para perempuan itu. Mungkin temannya teman saya."
Setelah basa-basi, mereka mulai berkaraoke. Begitu serunya sampai-sampai mereka tak menyadari saat asap tipis mulai masuk ruangan. "Saya kira hanya asap rokok tamu. Maklum, malam itu pengunjung sangat ramai. Suara alarm dan orang panik juga tak terdengar," kisah Koko.
Sudah Pasrah
Hanya dalam beberapa saat, listrik tiba-tiba padam. Kepanikan pun muncul. Koko dan teman-temannya mencari pintu keluar. Nah, begitu pintu dibuka, asap tebal langsung memenuhi ruangan. "Saya lihat samar-samar banyak orang panik di lorong," kenang bungsu dua saudara ini. Ruangan yang gelap-gulita membuat suasana makin mencekam. "Fauzi, Rizal, dan Deden mencoba cari pintu ke keluar. Ternyata enggak ada. Hanya ada satu."
Masalahnya, Koko dan kawan-kawan tak mungkin keluar lewat pintu itu karena api sudah menjilati lantai yang menuju pintu itu. Mereka pun terjebak. "Banyak yang menelepon teman mencari pertolongan, tapi, ya, sia-sia." Koko dan kawannya akhirnya pasrah sambil menunggu bantuan datang. Pelan-pelan, napas mereka mulai sesak karena terlalu banyak menghirup asap. "Saya sudah kepikiran soal kematian. Saya berdoa, kalau memang ini jalan ajal saya, saya cuma menitipkan ibu dan kakak saya," kisah Koko dengan suara tersendat.
Suara teman-temannya pun lama-lama mengilang. Yang kemudian terdengar, suara seperti orang ngorok. "Saya makin susah bernapas. Tak lama kemudian, saya sudah tak ingat apa-apa lagi," tambah Koko yang sempat menyiram kepalanya dengan air untuk menahan panas. "Tahu-tahu saya jatuh pingsan dan saat sadar sudah di RS Pirngadi."
Jelas, Koko merasa bersyukur karena selamat. "Alhamdulillah, saya bisa ketemu ibu dan kakak saya lagi. Kata dokter, sekarang tinggal pemulihan meski saya masih harus terapi karena masih batuk dan sesak napas. Gara-gara sempat kekurangan oksigen, saya jadi susah bicara."
Lain lagi cerita korban selamat lainnya, Edi Saputra (36). Salah satu koki M-City itu langsung menyelamatkan diri bersama lima karyawan lain. "Kami nekat menerjang pintu utama meski penuh asap dan api karena yakin, pintu darurat selalu terkunci," kisah Edi saat berbincang dengan tabloidnova.com sambil menambahkan, malam itu M-City padat pengunjung.
Akibat nekat menerobos kobaran api, kepala, tangan, dan kaki Edi luka parah akibat terbakar. "Saat akan lewat lorong, saya menginjak beberapa tubuh pengunjung yang sudah bergelimpangan. Sedih kalau mengingat kejadian itu," katanya dengan mata berkaca-kaca.
Edwin Yusman F
KOMENTAR