Walau Budiman sudah menyiapkan genset, tetap saja alat itu belum berfungsi maksimal untuk menggantikan peran listrik pasokan PLN. "Generator diprioritaskan untuk menyelamatkan lemari pendingin tempat penyimpanan roti dan kue di ruang pajang. Kasihan pelanggan karena toko jadi kurang nyaman kalau AC mati."
Buang Stok ASI
Yang tak kalah miris adalah kisah para ibu yang masih harus memberi ASI pada si kecil. Susu yang sudah diperah dan diamankan di lemari es agar tetap beku, jadi mencair dan terbuang percuma. Qudsiyah Endah (29), karyawati bank, mengaku pernah membuang 30 botol ASI yang ia simpan di lemari es gara-gara mati listrik. "Padahal, kalau sudah dimasukkan freezer, ASI bisa bertahan sampai 3 bulan. Kalau sudah mencair, kan, enggak boleh dibekukan lagi. Jadi banyak yang terbuang," sesalnya.
Untuk mengatasi itu, ibu seorang bayi 6 bulan ini punya trik. "Kalau listrik sudah padam, freezernya jangan dibuka-tutup lagi, masukkan es batu dan biarkan saja tertutup. Lumayan bisa bertahan sampai beberapa jam."
Ada lagi cerita memilukan dari seorang ibu. Beberapa hari lalu, kisahnya, "Tiba-tiba listrik padam. Anakku yang berumur 2 tahun panik karena tiba-tiba gelap gulita. Akhirnya dia jatuh dari tangga karena saat itu memang kami pas lagi naik tangga mau ke lantai atas."
Memang, si kecil tak luka parah. "Dahinya lecet sedikit. Tapi repotnya jadi dobel karena saya panik anak jatuh, sibuk cari senter, ditambah si kecil menangis kesakitan."
Nah, PLN, apa belum cukup cerita-cerita menyedihkan ini untuk membuat kinerja sebagai jasa layanan publik dibuat semakin baik?
Sita Dewi
KOMENTAR