Pramesti, 16, (bukan nama sebenarnya) duduk terpana di ruang penyidikan Satreskrim Unit Pidana Umum (Pidum) Polwiltabes Surabaya. Gadis asal Dampit, Malang, itu mengaku bersyukur bisa lepas dari jerat germo Suyati, 51, asal Kembang Kuning.
Selama dua tahun 'dipelihara' dan dijual ke lelaki hidung belang, uangnya dirampas semua. Padahal tarif yang dipatok oleh germo Suyati Rp 500.000 sampai Rp 3 juta.
Tingginya harga jual cewek lulusan SMP itu karena dirinya masih perawan. Selain itu, wajahnya imut-imut dan kulitnya kuning langsat. Pramesti yang masih terlihat kekanak-kanakan itu juga selalu menjaga penampilan. "Dua tahun aku ikut. Uangnya tidak diberikan sama sekali," katanya sesenggukan, Kamis (12/11).
Anda kok mau? "Katanya uangnya dibawa dulu. Kalau pulang dikasihkan. Tapi sampai sekarang tidak pernah dikasih," ujarnya lirih.
Dikatakan Pramesti, setiap bulan ada sekitar 15 sampai 20 tamu yang dilayani. Diperkirkan, total uang yang diembat Suyati mencapai ratusan juta rupiah. Karena selama sebulan, korban bisa mendapat Rp 8 juta. "Setiap saya tagih, uangnya sudah dipakai beli baju atau make up," paparnya.
Terbongkarnya sindikat penjualan cewek di bawah umur itu setelah anggota Unit Pidum menggerebek kamar Hotel Fortuna Jl Dinoyo, Rabu (11/11). Ketika penggerebekan berlangsung, Kanit Pidum AKP Arbaridi Jumhur mengamankan tiga cewek dan dua germo. Cewek itu masing-masing Pramesti, Martha, dan Endah (semua nama samaran berasal dari Malang). Sedang germo yang ditangkap Suyati dan Angga alias Debra, 31, warga Kupang Krajan.
"Suyati dan Debra kami tangkap saat membawa tiga cewek ke hotel itu," tutur AKBP Susanto, Kasat Reskrim didampingi Kanit Pidum AKP Arbaridi Jumhur.
Martha dan Endah hanya dijadikan saksi karena keduanya tidak dipilih lelaki yang membokingnya. Apalagi kedua cewek itu juga baru ikut Suyati. Sementara Pramesti hingga kini masih diperiksa penyidik karena sebagai saksi.
Suyati dan Debra dijerat pasal 17 jo pasal 2 UU No. 21/2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. "Benar-benar gila tersangka itu. Anak sudah dijual uangnya dirampas," tutur AKBP Susanto.
Dijelaskannya, dari rumah Suyati, penyidik menyita besi kuning yang dirajah dan foto Pramesti ditaruh di dalamnya. Besi kuning itu diperkirakan sebagai pengasihan agar korban tidak lari dari rumah tersagka. "Buktinya sudah dua tahun korban tidak lari," katanya sambil tertawa.
Sementara menurut Suyati, mahalnya harga jual Pramesti karena kerap menawarkan ke kliennya jika masih perawan. Namun korban yang sudah dijual selama dua tahun itu hanya status perawan palsu. Artinya, korban sudah tidak gadis lagi tapi bagian kewanitaan korban diberi darah yang ditempelkan di kapas basah.
"Sebelum berangkat kapas itu dipasang. Setelah ada gesekan darah yang menempel di kapas basah kan keluar," aku Suyati. Darimana ide itu? "Itu sudah umum pak. Ya awalnya dari teman kemudian dipraktikkan," ujar Suyati lirih.
mif/surya
KOMENTAR