Inilah rumah joglo terluas di kawasan Yogya Utara. Luasnya mencapai 4 ribu meter pesegi, dibangun tahun 1850 kala pemiliknya, (alm) KH. Muhammad Darum, masih berstatus petani sekaligus pelopor produksi kerajinan. Rumah kuno di Desa Rejodani, Sleman, itu, kini dikelola Iffah M Dewi (27), buyut Darum.
Sejak tujuh tahun silam, Iffah mengalihfungsikan rumah kakek buyutnya sebagai rumah produksi batik, galeri, sekaligus tempat pertemuan. "Saya ini generasi keempat. Rumah ini sebenarnya diwariskan ke nenek, lalu ibu, dan anak kakek yang lain, tapi berhubung mereka sudah memiliki rumah, bangunan ini sempat kosong puluhan tahun. Awalnya, setelah kakek buyut meninggal, sempat dibuat madrasah dan kegiatan kemahasiswaan, lalu kosong selama sepuluh tahun hingga rusak dimakan usia. Bahkan gebyok kayu jatinya hilang dicuri orang. Setelah lulus kuliah, karena sayang rumah sebegini besar kosong dan rusak, saya minta izin memanfaatkannya."
Dari hanya rumah produksi batik tulis dan galeri, Iffah lalu menata ulang dan membuat tempat pertemuan yang dinamai Sogan Village. "Ke depan mau saya ubah namanya jadi Sogan Batik karena ingin konsentrasi memproduksi batik dan tempat pertemuan," kata Iffah yang tak mengubah sedikit pun bangunan itu, "Hanya dipugar sedit, dicat sesuai warna aslinya."
Untuk promosi, Iffah bekerjasama dengan biro perjalan dan Dinas Pariwisata. "Ternyata banyak yang mengapresiasi usaha saya. Banyak tamu dari dalam dan luar negeri. Mereka senang melihat-lihat bangunan kuno sembari belanja batik."
Para tamu bersantap siang atau malam dengan suguhan kesenian tradisional seperti gejog lesung, keroncong, hingga jalan-jalan naik andong. "Untuk anak-anak, ada paket belajar batik atau bikin clay," jelas Iffah yang beberapa waktu lalu mendapat penghargaan dari UNESCO atas jerih payahnya mengembangkan seni batik tulis.
Rini Sulistyati
KOMENTAR