Bahkan, demi menjaga kesucian buah hatinya, ia rela mengorbankan diri menjadi "tameng". "Biarlah saya yang jadi korban, yang penting jangan anak saya!" katanya dengan suara mantap.
Tangis dan air mata itu sirna sudah kendati kepedihan masih tersirat di wajah Wj (44). Sampai kapan pun, ibu tiga anak tak akan melupakan malam jahanam yang terjadi Selasa (20/10) lalu. Hari itu, ia menjadi korban perampokan sekaligus perkosaan yang dilakukan tiga penjahat yang menyatroni rumahnya di Desa Girimulyo, Malang (Jatim).
Malam itu, desa yang berada di kawasan Pantai Selatan itu seperti tak ada kehidupan. Warga desa yang lokasinya agak terpencil itu sudah terlelap dalam tidur. Begitu juga Wj dan putri bungsunya Lia (14). Tak lama kemudian, keluarga petani miskin ini mendengar suara mencurigakan yang berasal dari jendela depan rumah.
Wj pun keluar. "Saya curiga karena lampu teras mati. Saya sempat keluar membetulkan, tapi tidak berhasil. Waktu itu saya masih belum lihat ada orang sehingga bergegas lagi masuk ke kamar," kisahnya (Selasa, 27/10).
Anak Mau Diperkosa
Hanya selang beberapa menit, dari sela-sela pintu kamar yang tidak terkunci, ia melihat sekelebat tiga orang menggunakan cadar masuk ke dalam rumahnya lalu merangsek masuk kamar. Salah satu di antara mereka mematikan lampu.
Si penjahat menanyakan tempat Wj menyimpan uang dan perhiasan sambil membentak dan mengancam akan membacok. "Sambil gemetaran, saya jawab, seumur-umur tak pernah punya emas. Aku ini orang miskin, untuk makan saja susah." Salah satu perampok itu tak percaya, lalu meraih kepala Lia dan meraba anting di telinga gadis kecil tersebut. "Dia mau menarik anting emas seberat 0,5 gram itu dari teliga Lia. Saya bilang, jangan ditarik, biar Lia melepas sendiri antingnya," kata Wj yang tidak bisa mengenali wajah pelaku karena menggunakan penutup wajah.
Dengan penerangan korek api gas yang dinyalakan pencuri, Wj melepas perhiasan emas satu-satunya yang dimilikinya, lalu menyerahkan ke perampok. "Tangan saya gemetar dan terus menangis karena takut." Ternyata para penjahat itu belum puas dan tak percaya Wj tak punya uang.
"Saya diseret ke kamar sebelah, disuruh membuka lemari dan membongkar semua isinya. Karena tak mendapatkan barang lagi, mereka jadi makin beringas. Katanya, kalau tidak ada ada uang atau barang, anak saya saja yang diperkosa."
Tubuh kecil Lia sempat ditarik salah satu penjahat. Melihat anaknya dalam bahaya, ibu bertubuh subur dan berkulit gelap itu berusaha mati-matian melindungi Lia dengan cara merengkuhnya. "Jangan sentuh anakku. Dia masih kecil, jangan rusak masa depannya," kata Wj mengulang ucapan yang disampaikan pada penjahat, malam itu.
(Bersambung)
Gandhi Wasono M.
KOMENTAR