Anda punya bayi yang sedang disusui? Merasa repot bila tiba waktunya menyusui tapi Anda sedang tidak berada di rumah? Lala Sirat (31) juga merasakan hal yang sama ketika harus menyusui anaknya, Jocasta Ravya Ismo (3), awal 2007 silam.
"Kalau sedang di mal, saya bisa satu jam terkungkung sendirian di ruang menyusui. Mau memompa juga ribet karena enggak bisa melakukannya di sembarang tempat, jadi enggak bisa sewaktu-waktu menyusui," kenang Lala.
Lala mengeluhkan hal itu pada salah seorang temannya. Sepulang dari luar negeri, sang teman membawakan celemek menyusui untuknya. Setelah mencoba, Lala merasakan manfaatnya. Ia bisa tetap menyusui bayinya dengan nyaman di mana pun, sekalipun sedang ngobrol bersama temannya di restoran. Sebab, bayinya ditutupi dengan celemek selama ia menyusui.
Dari situlah tebersit ide di benak Lala untuk membuat celemek menyusui sendiri dan membisniskannya. Dengan inspirasi dari majalah luar negeri, ia mulai mendesain sendiri celemek menyusui yang menurutnya waktu itu belum ada di Indonesia, kecuali produk impor.
"Waktu itu, yang impor harganya Rp 300 ribuan," ujar perempuan bertubuh mungil ini. Sebagai tes pasar, ia membuat 50 buah yang ia jual saat menghadiri acara Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI).
Dengan dua saku di bagian bawah kiri kanan, celemek ini menggunakan bahan jaring yang tipis di bagian leher. Jaring ini bisa jadi "jendela" untuk mengintip bayi, sekaligus tempat lewat udara bagi bayi agar tetap bernapas dengan leluasa.
"Yang berjilbab juga bisa pakai. Pemakainya enggak perlu buka kancing depan lagi kalau mau menyusui. Orang hanya melihat kita sedang mengenakan selembar kain, tanpa tahu kita sedang memompa ASI atau ada bayi menyusui di dalamnya."
Hasuna Daylailatu
KOMENTAR