Harapan besar juga digantung perajin batik di Imogiri, salah satu pusat batik tulis di Yogya. Hanya saja pengakuan diharapkan dibarengi dengan kebiasaan masyarakat Indonesia mengenakan batik. "Jadi produksi kami ikut meningkat. Jujur saja, kami saat ini masih butuh jaringan pemasaran," kata Ny. Mukha (51), ketua kelompok Berkah Lestari.
Para perajin batik di Imogiri memang sudah bangkit setelah terpuruk akibat gempa beberapa tahun silam. Tapi kondisi mereka belum pulih benar. "Dua sampai tiga bulan pasca gempa, warga di sini hanya bisa bengong saja. Kerjanya duduk-duduk tanpa tahu harus berbuat apa," tutur Nani Nurhayati salah satu pengrajin batik di Dusun Karang Kulon , Imogiri.
Melihat kondisi ini, beberapa lembaga akhirnya turun tangan. Sekar Jagat, misalnya, memberi mori gratis kepada warga. Sementara Institut Seni Indonesia (ISI) memberi pelatihan pengembangan teknik. Dan yang terakhir Dompet Dhuafa memberi bantuan modal dan manajeman.
Gandhi Wasono,
KOMENTAR