("Maaf, ya, saya menemui tamu hanya dengan kaos oblong ini. Saya sedang kangen Wisnu. Sejak bangun tidur tadi, tiba-tiba saya kangen luar biasa sama Wisnu. Untuk mengobati rindu, saya lalu ganti baju dengan kaos oblong yang sudah seperti ini warnanya," tutur Endang pada tamu-tamu yang datang ke rumahnya untuk turut berbela sungkawa atas meninggalnya Wisnu. Kalimatnya terdengar sedikit tersendat. Air matanya terlihat mengembang di pelupuk matanya.)
Rencananya tanggal 29 September lalu, anak keduaku, Wisnu Anjar Kusumo diwisuda menjadi mahasiswa ikatan dinas di Sekolah Tinggi Sandi Negara, Ciseeng, Bogor. Jauh-jauh hari, Wisnu berencana hari yang membanggakan dan membahagiakan hatinya itu hendak ia persembahkan kepada ayah tercintanya sebagai kado ulang tahun. Suamiku, Kusmanto, pada hari itu memang berulang tahun. Tapi Wisnu justru pergi selamanya. Inilah kado buat ayah yang ia cintai. Sungguh aku tak pernah menyangkanya sama sekali. Sedih..sedih sekali mengenang semua ini.
Kami memang tak biasa merayakan ulang tahun, kecuali makan nasi uduk bersama. Tapi berhubung keinginan Wisnu menjadi mahasiswa STSN begitu kuat, ia ingin mempersembahkan kado istimewa.
Kesehatan Wisnu yang prima, bisa jadi lantaran dia gemar berolah raga, seperti futsal, badminton, dan lari. Soal futsal, dia memang jago. Pada bulan ramadhan lalu, tiap menjelang buka puasa, aku selalu mendorong dia agar tetap lari sore agar tubuhnya tetap fit. Dia lakukan saranku itu tanpa mengeluh sedikit pun. Nyatanya tubuhnya tetap sehat.
Wisnu memang anak yang menyenangkan. Sebagai remaja, dia tidak pernah membantah perintah orangtua. Dia selalu banyak senyum untuk menyenangkan semua orang. Misalnya, masakan yang aku masak kurang enak, dia bilang enak. Dia aku suruh membeli cabai ke warung sebelah, dia pun lalukan tanpa malu-malu. Bahkan ketika pada malam Lebaran, dia dengan senang hati mau membantu ayahnya yang jadi pengurus masjid, membagikan zakat dari rumah ke rumah. Hingga tetangga pada heran, kok Wisnu begitu menyenangkan. Mereka terkesan dengan perilaku Wisnu.
Hubungan kami sebagai orangtua dan anak memang begitu dekat. Hubungan kami seperti teman saja. Wisnu sering memanggil ayahnya dengan sebutan "bos". Dia pula yang sering menemani ayahnya touring ke berbagai daerah dengan club VW-nya. Meski bepergian jarak jauh, dia jarang sakit. Paling hanya flu saja.
Rini Sulistyati
KOMENTAR