Segarnya Blewah Demak: "Hasil Selingkuhan" Yang Manis & Harum (1)

Hari masih berselimut gelap ketika warga Desa Ngraji, Kabupaten Demak (Jateng), turun ke sawah. Embun membasahi tanaman tumpangsari mereka yang terdiri dari blewah,melon, dan semangka biji. Hari itu, warga desa panen raya blewah. Bukan blewah biasa, melainkan hasil "selingkuhan" blewah dan melon. Maksudnya, biji blewah ditebar bersamaan dengan biji melon dan semangka biji pada satu lahan. Hasilnya? Buah lebih tebal, harum, dan tahan dua minggu.

Kala matahari kian menyembulkan sinarnya, para petani pun memperlihatkan wajah-wajah cerah serta senyum mengembang. Sang istri pun menanti di bibir sawah dengan paras sumringah. Lalu, ketika matahari belum lagi tinggi, ribuan blewah telah terkumpul di atas pematang. Para istri tadi siap berjualan blewah hasil petikan suami tercinta.

Hiruk-pikuk mulai terdengar. Para pembeli datang silih berganti. Ada yang naik sepeda ontel, juga sepeda motor. Bahkan tak jarang membawa truk sekaligus. Mereka ini kulakan blewah untuk dijual lagi ke pasar atau dijajakan si pinggir jalan raya Demak.

Begitulah suasana panen raya blewah, Minggu (16/8), di Desa Ngraji. Petani blewah di Kabupaten Demak tersebar di 14 kecamatan. Kata Kepala UPTD Dinas Pertanian Kabupaten Demak, Sutarno, beberapa tahun belakangan ini blewah menjadi andalan tambahan selain belimbing yang lebih dulu terkenal. "Ada 100 hektar tanaman blewah di Demak. Hasil panen mereka langsung dibeli di pinggir sawah oleh orang dari lain daerah untuk dibawa ke kota lain," katanya.Rini Sulistyati

PROMOTED CONTENT