Zakat yang diamanahkan ke Al Azhar Peduli Umat, misalnya, antara lain disalurkan ke Yayasan Hikmah di Bedugul, Bali, senilai Rp 70 juta. Uang itu dipergunakan sebagai modal kebun stroberi. Hasil penjualan stroberi dipakai antara lain untuk membiayai anak-anak yatim juga mengembangkan kebun tadi. Itulah yang dinamakan dana bergulir.
Sementara sebagian dana zakat yang diterima DD, dimanfaatkan untuk layanan kesehatan gratis di klinik Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC), di Ciputat Mega Mall. Klinik tiga lantai itu diperuntukkan bagi kaum dhuafa. "Kami pernah merawat anak penderita kanker mata. Karena kasusnya berat, ia kami rujuk ke RSCM dan menelan beaya Rp150 juta. Dananya berasal dari zakat DD," jelas Head of Marketing Communication DD, Dewi Rahmi Hakim,SKM.
Sementara PKPU menyalurkan dana zakatnya ke beberapa pedagang kue subuh di Kampung Melayu, Jakarta Timur yang dulunya kelompok kaum dhuafa binaan PKPU. "Mereka diberi pelatihan pengelolaan manajemen dan keterampilan membuat kue dan sekarang sudah mandiri lewat penjualan kue-kue subuh. Kami menghibahkan dana zakat pada kelompok mereka sebagai modal awal berjualan," terang Agung Notowiguno.
Keberhasilan Kelompok kaum dhuafa dari Kampung Melayu itu, bukanlah satu-satunya kesuksesan mengelola hibah zakat. Masih ada 6.591 kelompok di 136 titik di seluruh Tanah Air yang menjadi binaan PKPU.
Rini Sulistyati
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR