Rasa khas ramen dipengaruhi berbagai pilihan kuah kaldu seperti tulang sapi, tulang ayam, tulang babi, katsuobushi, sababushi, niboshi, konbu, kacang kedelai gongseng, jamur shiitake, bawang bombai atau daun bawang.
Meski awalnya memang menggunakan tulang babi sebagai dasar kuah kaldu, seiring waktu banyak ramen yang menggunakan kuah dari tulang ayam atau tulang sapi. Semuanya dapat dilihat dari nama jenis ramen yang dihidangkan. Ramen dengan kuah rasa kecap asin disebut shoyu, ramen katsuobushi memakai kaldu dari ikan cakalang alias katsuo, atau ramen tonkotsu yang menggunakan kuah kaldu tulang babi.
Bintaro Ramen Ramen Warung Tenda
"Usaha ini dibuat dari hasil obrolan sebenarnya. Kami berlima kebetulan punya latar belakang restoran lalu sepakat bekerjasama pada Februari 2010," pungkas Ali Murtado, salah satu pemilik Bintaro Ramen.
Berbeda dengan restoran lainnya, "Kami melakukan sedikit penyesuaian rasa dengan lidah lokal. Tidak terlalu banyak juga perbedaannya. Beberapa kali kami melakukan uji coba. Mulai dari pilihan bumbu sampai topping-nya. Kami memilih khusus menjual ramen karena ingin coba memberikan pilihan baru kepada masyarakat."
Satu rahasia keistimewaan Bintaro Ramen adalah kaldu. Ali mengatakan, kaldu memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan rasa ramen. "Kalau kaldu enak, semuanya pasti enak. Kalau kaldunya enggak enak, pasti semuanya enggak enak. Makanya kami berikan penanganan khusus dalam membuat kaldu."
Bagi Ali, kaldu bukan hanya sekadar air rebusan tulang atau daging. "Tapi kaldunya juga terdiri dari campuran beberapa macam sayuran. Di antaranya daun bawang dan wortel. Kami ingin menyajikan ramen yang berbeda dengan harga terjangkau. Meski begitu, tidak sampai menomor duakan soal rasa. Karena selain masih menggunakan beberapa jenis bumbu impor, kami membuat mi sendiri," ujar Ali yang memulai bisnis dengan modal Rp 10 juta ini.
Dengan membuat segala sesuatunya secara mandiri, lanjut Ali, ini ia jadikan lahan pengembangan diri. Mi yang digunakan dalam ramen memang berbeda dari mi biasa. "Selain berbeda dari teknik pembuatan dan ukuran, mi untuk ramen mempunyai tekstur yang lebih lembut dari mie biasa."
Ali bersyukur langkah yang diambilnya mendapat tanggapan positif dari para pelanggan. "Makanya kami ingin semakin serius menekuni usaha ini. Dalam waktu dekat kami akan membuat cabang di kawasan Bumi Serpong Damai, Tangerang. Menu yang akan kami sediakan juga akan bertambah. Tidak semua ramen, tapi ada masakan Jepang lain seperti tempura."
EDWIN YUSMAN F
KOMENTAR