Bagaimana awalnya Anda bisa masuk ke dunia entertain?
Sekitar tahun 1997, saat sedang jalan-jalan di sebuah mal, ada seorang agen iklan menawariku menjadi bintang iklan. Aku tertarik dan memulainya dengan menjadi bintang iklan sabun Palmolive (1997). Sejak itu, tawaran menjadi bintang iklan semakin banyak dan masyarakat pun semakin mengenalku.
Then, aku ditawari menjadi hostStarmild Soundtracks (Antv) bersama Bertrand Antolin dan siaran pagi di Hard Rock FM bersama Indra Herlambang. Pernah juga di SCTV jadi presenter Road To SCTV Music Awards dan presenter Berita Selebritis Spesial.
Jujur, aku merasa lebih sreg jadi pembawa acara, karena bisa lebih lepas, bisa menjadi diri sendiri, dan bisa banyak omong. Ha ha ha.
Yang membuatku senang kerja di VOA, itu juga karena aku bisa bertemu banyak orang. Apalagi Amerika pusatnya dunia entertain. Artis, pekerja seni, dan berbagai tokoh ternama dunia tinggal dan bekerja di sini (AS, Red.). Aku belajar dari karya-karya mereka dan berusaha jadi orang yang up to date dengan berbagai berita, tren, film, program televisi, dan sebagainya.
Memang, sejak kapan Anda bergabung dengan VOA?
Akhir tahun 2005. Awalnya, suamiku, Irfan Ihsan, yang dipekerjakan di divisi Radio VOA. Ketika aku dan anak-anak menyusul tinggal di Amerika (Juni 2005), ada yang memberi tahu (ke pihak VOA) kalau sebelumnya aku pernah menjadi host (di Jakarta). Lalu aku diminta menyerahkan resume-ku ke mereka. Setelah mengurus izin kerja, baru deh, aku mulai bekerja di VOA.
Bukan sedih lagi, apalagi waktu itu aku terpaksa berangkat (satu bulan setelah Irfan) di saat masih ada job shooting di Bangkok, jadi MC di daerah, dan sedang keliling Asia pula! Jadi, saat sampai ke rumah di Jakarta, aku enggak sempet menyortir barang yang mau dibawa. Semua yang ada dibungkus dan dikirim ke AS. Makanya, saat semua barang sampai, aku baru sadar kalau banyak yang enggak penting ikut terbawa.
Aku berangkat ke AS hanya berdua dengan anak pertamaku. Traveling 24 jam lewat udara, sementara anak lagi sakit. Capeknya dobel! Hari pertama sampai sini (AS, Red.), suamiku bilang, seharian aku enggak sadar. Tertidur hampir 24 jam lamanya!
Selama di VOA, liputan apa yg menurut Anda sangat berkesan?
Pengalaman bekerja di VOA cukup beragam, dari meliput New York Fashion Week, naik helikopter saat meliput Cherry Blossom Festival, belajar bikin apple pie, memanjat gedung saat kegiatan Parkour, sampai menyaksikan inagurasi Presiden Obama. Aku paling senang bertemu orang Indonesia yang berprestasi di Amerika, seperti chef dan instruktur hip hop dance. Mereka masih muda, tapi sudah keliling Amerika dan muridnya bule semua.
Aku juga pernah mengikuti seorang wanita Indonesia yang berprofesi sebagai pengantar koran dari jam 2 pagi! Banyak orang Indonesia di AS yang bekerja sebagai pelempar koran. Mereka keliling tidak menggunakan sepeda, tapi mobil pribadi. Sejak mereka bangun dini hari, pergi ke lokasi pengambilan koran, lalu keliling mengantar koran. Rata-rata mereka bisa mengantar koran sebanyak 200-500 eksemplar/orang. Ada juga yang 700 koran sehari, lho.
Ketika meliput berita itu, aku sedang mengandung anak kedua. lho. Usia kandunganku baru 4 bulan. Aduh, itu rasanya... Sedang musim dingin pula!
Omong-omong, Anda juga meliput penganugerahan piala Oscar yang lalu, kan?
Woohoo!Red carpet! Itu pengalaman langka yang takkan terlupakan. Gimana enggak? Di situ aku bisa pegang tangannya George Clooney. Ha ha ha. Aku dapat penugasan itu sekitar dua minggu sebelum hari-H. Aku ditugaskan berdua dengan Naratama, kameramenku, karena kami hanya mendapat dua press credentials untuk di red carpet. Ternyata hanya sepertiga media dunia, lho, yang apply dan dapat kesempatan berdiri di red carpet.
Aku dan Mas Nara (panggilan Naratama, Red.) sudah pasti excited dan deg-degan banget. Kami begitu semangat karena bisa membawa pulang liputan menarik dan hits buat pemirsa Indonesia.
Edwin Yusman F/ bersambung
KOMENTAR