"Brain-drain", begitu Yenny memberi analogi fenomena kepergian Sri Mulyani. "Ini contoh di mana orang-orang pintar jadi malas mengabdi untuk negeri karena tidak dihargai di negerinya sendiri. Sepanjang saya mengenal Mbak Ani, dia orang yang punya integritas, landasannya dalam bekerja memang mengabdi pada negara," kata Yenny.
Putri Gus Dur ini menilai, banyak anak Indonesia yang memiliki prestasi luar biasa, namun merasa tak dihargai. Penghargaan itu, lanjutnya, bisa berupa remunerasi atau sistem penggajian yang setara dengan kemampuan mereka. Selain itu, sistem kerja yang "aneh-aneh" juga bisa menjadi sandungan.
Terlepas dari alasan Ani menerima pinangan Bank Dunia, Yenny menganggap hal itu merupakan kesempatan yang baik bagi Ani, sekaligus kehilangan bagi Indonesia. Tak hanya pintar, Yenny menilai Ani sebagai orang yang tegas dan berani dalam mereformasi birokrasi. "Kalau orang yang pintar saja banyak, tapi yang berani, sedikit," tutur calon ibu ini. Selama menjabat sebagai Menteri Keuangan RI, Ani telah berhasil melakukan banyak reformasi birokrasi dan menciptakan iklim yang sehat.
Di mata Tuti, seorang ibu rumah tangga sekaligus karyawan sebuah BUMN di Jakarta Selatan, Sri Mulyani adalah sosok wanita yang cerdas, menguasai bidangnya, dan salah satu menteri yang menonjol prestasinya di kabinet pimpinan Presiden SBY. "Kita lihat dulu, ada apa ini? Saya malah mempertanyakan integritas beliau sebagai orang terpandang di negeri ini. Jabatan yang baru memang menggiurkan, namun apakah itu sebuah promosi atau hanya taktik melarikan diri dari persoalan yang tengah dihadapinya sebagai menteri keuangan?" ujar Tuti.
Kalau memang promosi, kata Tuti, seharusnya Sri Mulyani terlebih dulu membuktikan dia tidak bersalah dalam kasus Bank Century, melalui pengadilan. "Nah, kalau terbukti dia benar, kenapa harus takut lalu mau melarikan diri? Toh, dia di-back-up penuh oleh presiden, kok," tambahnya.
Ibu dua anak ini juga berujar, Bank Dunia memilih Sri Mulyani sebagai pemangku jabatan di jajarannya, pasti memiliki alasan tertentu. "Pasti ada alasan dan kepentingan tersediri bagi Indonesia melalui Sri Mulyani. Entah itu apa, kita lihat saja."
Jurnalis dan presenter berita Najwa Shihab menilai, sikap sebagian pihak yang sinis terhadap kepergian Ani ke Bank Dunia berlebihan. "Sebagian orang beranggapan, kepergian Sri Mulyani menunjukkan kekalahan politik SBY dalam membela anak buahnya pada kasus Bank Century dan ini merupakan kemenangan bagi pengusaha hitam serta pengemplang pajak. Menurut saya, itu terlalu berlebihan," urai Najwa.
Meski begitu, presenter Mata Najwa ini menganggap wajar jika orang bertanya-tanya atas terpilihnya Sri Mulyani sebagai wanita pertama dari Asia yang menduduki posisi penting di Bank Dunia. Yang jelas, "Saya ikut senang, bangga karena dia akan mengurus 74 negara."
Najwa juga optimis, meski Sri Mulyani tidak ditugasi mengurus Indonesia, keberadaan mantan pejabat Indonesia di lembaga yang berpengaruh di dunia itu otomatis akan membawa pengaruh terhadap Indonesia . Najwa hanya berharap, reformasi birokrasi di sektor keuangan yang tengah berjalan, tak berhenti hanya karena ditinggalkan lokomotifnya.
Tumpak Sidabutar, Sita Dewi
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR