PIRAMIZZA
Tak jauh berbeda dengan Beno yang menyukai Hot Dog dan menjadi juragan Hot Dog, Hendy Setiono (26) juga terinspirasi dari pizza, makanan favoritnya, saat membuat Piramizza, pizza berbentuk kerucut. Awalnya, ia yang penyuka pizza penasaran, bagaimana caranya seseorang bisa menikmati pizza sendirian tanpa harus membeli satu loyang penuh. Saat berjalan-jalan di Jepang, ia melihat seorang anak menikmati pizza dalam cone. Inspirasi itu ia wujudkan dalam Piramizza.
Sebelumnya, Hendy telah sukses dengan 600 gerai Kebab Turki Baba Rafi. "Konsep yang diterapkan pada Piramizza sebenarnya sama dengan Baba Rafi," katanya. Dengan menggunakan booth bergaya push cart alias gerobak dorong, ia menjual produk makanan yang dikemas secara berbeda.
Alasan manuver strategi itu, tak lain karena pasar Jakarta lebih mudah menerima jenis makanan baru yang unik. "Kalau di Jakarta sudah diterima dan jadi tren, pasti di daerah juga diterima dengan baik," katanya yakin.
Desain booth ala gerobak dorong itu dirancang dengan warna kuning menyala yang menarik perhatian. Di lemari pamer di bagian depan, ada cone pizza terpajang. Khusus untuk gerobak yang diletakkan di luar ruangan, terdapat meja yang menyatu dengan gerobaknya dan bisa dilipat, sehingga konsumen bisa makan di tempat.
Saat ini Piramizza masih menggunakan sistem Business Opportunity (BO) dan bukan waralaba. Harga yang harus dibayar peminat yang ingin membuka gerai Piramizza adalah Rp 45 juta. Dengan membayar sejumlah itu, peminat tinggal menjalankan bisnisnya saja. Sementara penyediaan booth hingga survei lokasi, dilakukan oleh tim Piramizza. Keuntungan yang didapat berkisar antara Rp 9 juta per bulan dengan hitungan balik modal dalam 15 bulan saja.
Panganan ringan jagung rebus yang disajikan dengan susu kental manis atau saus pedas dengan merek Daily Fresh sudah tak asing lagi bagi kebanyakan orang. Rupanya, Daily Fresh cup corn berasal dari negara tetangga, Malaysia. Tahun 1999, Daily Fresh diboyong ke Indonesia oleh PT. Menara Rajawali Mulia. Ternyata, penerimaan masyarakat sangat baik dan camilan jagung ini pun segera jadi pilihan favorit. "Setelah itu, banyak kompetitor muncul, yang sebenarnya pecahan dari Daily Fresh juga," kata Rizal Suwandi (38), operational manager PT. Menara Rajawali Mulia. Sejak awal, Daily Fresh membuka gerainya dalam bentuk booth. Lokasi yang dipilih adalah pusat perbelanjaan, baik yang menengah ke atas maupun menengah ke bawah.
Meski banyak kompetitor bermunculan, Rizal tak khawatir, karena Daily Fresh menggunakan jagung impor berkualitas tinggi. Namun, sejak 2004, bibit jagung-jagung unggul itu sudah ditanam dan dikembangkan di dalam negeri. Selain menggunakan desain booth yang paling mutakhir, Daily Fresh terus berinovasi dengan menjual waffle, ice kimo, frozen yoghurt, dan soft drink. Desain berbeda agar agen bisa menyesuaikannya dengan lokasi.
Sejak 1999 hingga 2007, Daily Fresh cup corn masih menggunakan sistem keagenan dengan cara beli putus. Sejak 2007, dikembangkanlah sistem waralaba. Kini, setidaknya Daily Fresh sudah memiliki 400 agen dan 20 pewaralaba yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Hanya dengan Rp 12,5 juta, Anda sudah bisa menjadi agen Daily Fresh dengan booth paling sederhana. Jika ingin booth yang lebih modern, Anda harus membayar Rp 60 juta per 5 tahun, sudah termasuk iuran waralaba, pajak penghasilan, royalti, ongkos promosi dan periklanan. Biaya itu sudah termasuk mesin (pembuat waffle, steamer, blender, mixer, dan dispenser) yang semuanya diimpor, cup, hingga bahan dasar.
Sita Dewi/Nova
KOMENTAR