Kamis (17/2) silam, ada pemandangan tak lazim di Pengadilan Negeri (PN) Bekasi. Lima anak yang tengah berangkat remaja, salah satunya masih duduk di bangku SD, tampak duduk menunggu di Pos Bantuan Hukum (Posbakum) gedung pengadilan itu. Mereka terlihat ceria.
Empat jam berlalu, BP (14), AgN (14), MRI (12), DA (13), ArN (13), anak-anak tadi, dipanggil masuk ruang sidang. Sontak wajah mereka terlihat tegang. Bahkan, beberapa di antaranya sempat menangis karena takut. Tak sampai 15 menit, sidang tertutup itu pun selesai.
Hasilnya, Jaksa Masahatun menuntut mereka hukuman penjara 3 bulan dengan 6 bulan masa percobaan. Anak-anak ini dianggap lalai sehingga menyebabkan orang lain kehilangan nyawa.
"Mereka syok ketika dijelaskan apa arti tuntutan itu. Semua menangis ketakutan. Padahal, arti 3 bulan dengan masa percobaan 6 bulan itu adalah jika selama 6 bulan ini tidak mengulangi kesalahan yang sama, mereka tidak perlu ditahan," kata Nina Zainab, SH, kuasa hukum para terdakwa cilik itu.
Kelima anak ini harus berurusan dengan pengadilan gara-gara Agustus tahun lalu iseng nongkrong di tengah ibadah salat tarawih di sebuah masjid di Kelurahan Margahayu, Bekasi. Sepanjang khatib memberi ceramah, mereka bermain di dekat SD VI Margahayu, tak jauh dari masjid. Pada saat itulah muncul Ahsed Taqwa (14) dan beberapa anak lainnya, yang disebut kelima anak ini sebagai "anak kampung tetangga".
Salah satu kawan Ahsed mengajak kelima anak dan teman lainnya yang kebetulan berada di sana bermain perang sarung. Mereka pun asyik berkejar-kejaran sambil saling menyabetkan sarung masing-masing. Di tengah permainan, Ahsed berlari ke arah gudang sekolah dan tak sengaja tersandung selokan. Akibatnya, ia jatuh dan kepalanya membentur ubin.
Ahsed memang tampak terjatuh, tapi BP dan teman-temannya menduga ia hanya bercanda. Oleh sebab itu, mereka tetap menyabetkan sarung ke tubuh Ahsed yang sudah tergeletak. "Posisi Ahsed jatuh menyamping, tangannya menutupi kepala," kata BP. Sadar bahwa Ahsed tak bergerak apalagi melawan, mereka pun panik.
Beramai-ramai mereka mengangkat tubuh Ahsed ke halaman sekolah. Bahkan, mereka sempat membeli air mineral dan minyak kayu putih untuk dioleskan ke tubuh Ahsed. Salah seorang dari mereka langsung berlari memanggil warga untuk membantu menolong Ahsed. Tak lama kemudian, Ahsed dilarikan ke RS Graha Juanda, Bekasi. Namun sayang, nyawa Ahsed tak tertolong.
Sita Dewi/bersambung
KOMENTAR