Assegaf buru-buru menerima tawaran itu lantaran dirinya tengah rapat dan harus memutuskan saat itu juga. "Karena lagi sumpek, saya bilang iya saja," ujarnya lagi. Lalu dikirimlah skenarionya."Karena baru baca 400 halaman berkas Antasari sampai berbusa dan sekarang harus baca skenario, saya jadi pusing," ungkap Assegaf. Untunglah alumni UGM tak begitu mendapat dialog banyak.
"Saya bersyukur cuma kebagian 4 halaman. Perannya agak sulit karena saya harus tampil kocak," pungkas Assegaf yang berharap dapat sukses membuat orang lain tertawa. Soal bayaran, Assegaf tak terlalu memikirkannya. "Dibayar atau tidak, saya enggak tahu. Dikasih alhamdulilah, kalau enggak ya sudah. Sebagai pengacara, bayaran saya per jam mahal ," tuturnya bercanda.
lsna
KOMENTAR