"Suniyah bertekad lestarikan batik sidoarjo (Foto: Gandhi Wasono) "
Sekarang Sidoarjo tak hanya dikenal dengan sebutan kota penghasil aneka sari laut saja, tapi juga berpredikat sebagai sentra perajin batik. Berbagai acara yang memajang khusus batik karya perajin Sidoarjo sudah kerap dilakukan. Padahal, kalau dilihat sejarahnya, sebenarnya keberadaan Sidoarjo sebagai sentra batik itu sudah ada sejak ratusan tahun silam. Namun, nama Sidoarjo itu tidak pernah muncul sebab hampir semua batik karya perajin Sidoarjo dipakai oleh orang Madura, sehingga disebut dengan istilah batik Madura. Padahal, sebutan batik Madura itu berlaku untuk motif saja. Sedangkan pembuatnya adalah perajin Sidoarjo. "Baru sekitar dua atau tiga tahun belakangan ini saja sebutannya diganti dengan sebutan batik Sidoarjo biar lebih populer," kata Suniyah (49), salah seorang perajin batik di Jetis, Sidoarjo.
Suniyah sendiri menjadi perajin batik sejak tahun 1983 lalu, tapi usaha itu adalah warisan dari mertuanya, pasangan H. Abdul Muin dan Hj. Maryam, yang sejak puluhan tahun silam sudah menekuni usaha batik Sidoarjo. "Kalau menurut sejarah, dari orangtua maupun dari buku-buku yang ada, batik Sidoarjo itu sudah ada sejak tahun 1600-an," imbuh ibu lima orang anak tersebut.
nova.id
Batik Madura Made In Sidoarjo
"Ciri khas Batik Sidoarjo terletak pada warna-warnanya yang "Berani". (Foto: Gandhi Wasono) "
Dan, kala itu hampir semua pengusaha batik adalah orang-orang keturunan Cina, dengan warga Jetis sebagai karyawannya. Wanita yang membuka stan batik di rumahnya itu menjelaskan, sejak dulu, batik buatan Jetis Sidoarjo hampir semuanya dikenakan oleh orang Madura. Karena itu, warna batik Sidoarjo kental dengan warna-warna "berani", misalnya warna merah menyala, kuning atau hijau daun.
Demikian pula dengan coraknya yang tak bisa lepas dari gambar burung merak atau burung cipret yang menjadi ciri khas batik klasik Sidoarjo. Tapi, yang beda dengan produk batik lainnya, jika kain batik di daerah lain digunakan sebagai baju, maka tidak demikian halnya dengan batik bagi etnis Madura. Batik, rata-rata digunakan sebagai sarung, jarit, selendang bayi, serta udeng (kain yang dililitkan di kepala). "Dalam tradisi Madura, tidak ada batik yang digunakan sebagai bahan baju," imbuh Suniyah sambil menceritakan bahwa dulu saking banyaknya pemesan, ketika memasuki musim hajatan, warga Madura yang memesan batik ke mertuannya harus antri terlebih dulu.
Setelah batik mendapat pengakuan luas, sekitar satu atau dua tahun belakangan ini, istri Bupati Sidoarjo mencanangkan sebutan batik Sidoarjo, tanpa embel-embel kata Madura. Dengan sebutan baru itu, para perajin juga mulai melakukan improvisasi soal corak dan warna sesuai dengan kebutuhan dan tren masyarakat. Penggunaannya pun tidak sekedar dibuat jarit, atau selendang bayi, tapi juga dibuat baju pria, wanita dan juga keperluan lainnya.
Gandhi
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Ini 5 Cara agar Tidak Boros dalam Menggunakan Dompet Digital
KOMENTAR