Histeria dan kegaduhan langsung mewarnai ruang sidang pasca Antasari divonis 18 taun. Kedua anak perempuan Antasari, Dita dan Ajeng, langsung melompati kayu pembatas yang memisahkan antara ruang sidang dan bangku pengunjung. Mereka menghambur ke pelukan sang ayah.
Sementara di deretan bangku pengunjung, Wati, adik Antasari, berteriak keras dan histeris. "Hakimnya tidak adil! Tidak Adil! Wati pun dibawa keluar ruang sidang oleh beberapa kerabatnya. Wati menangis histeris. Ia terlihat syok karena abangnya divonis 18 tahun.
Dibujuk oleh kerabatnya, ia justru makin meronta dan menangis keras. "Aku enggak terima!" teriaknya berulang kali. Keruan saja ia dikerumuni pengunjung sidang, polisi, dan wartawan. Anak Wati yang berada di situ pun berang melihat ibunya jadi "tontonan". Dengan lantang, ia berteriak, "Pergi kalian! Masih banyak yang bisa kalian jadikan bahan berita!"
Sementara Ida, tampak lebih tenang meski wajahnya sedih dan terlihat masygul. Sepanjang pembacaan resume para saksi setebal 179 halaman selama empat jam sejak pukul 08.30, Ida duduk tenang meski tanpa senyum. Hanya sesekali ia berbicara dengan adik kandungnya yang duduk di samping kirinya.
Saat sidang diskors pada jam 14.20 WIB untuk istirahat, Antasari dibawa ke ruang tahanan pengadilan yang terletak di belakang ruang sidang. Di ruang itu, Ida dan kedua anaknya memberi sekotak nasi yang hanya dimakan beberapa suap oleh Antasari.
Ia sibuk berbincang dengan beberapa kerabat dan koleganya. Selama rehat, Antasari tak lepas dari rokok. Hampir empat batang rokok habis dihisapnya. Seakan tak berselera menyantap nasi kotak, Antasari mengambil jeruk yang disediakan Ida.
Apa yang dibicarakan di ruang seluas tak lebih dari 2 m X 3 m itu? "Kami hanya memberi support," kata kerabat Antasari. Lain lagi kata Ida. "Suami saya siap menerima apa pun putusan hakim. Kalau saya? Sudah siap sejak sembilan bulan lalu. Saya sudah memprediksi ini kasus titipan." Titipan siapa? Ida tak mau menjelaskan.
Masa rehat selama 30 menit pun berakhir. Ida kembali mengikuti jalannya sidang. Kali ini, sepanjang jalannya sidang, Ida sudah terlihat bisa tersenyum dan santai.
KOMENTAR