"Saya beranggapan, lahirnya bisa normal dan biayanya cuma sekitar Rp 3 jutaan. Uang sebesar itu sudah saya siapkan," katanya.
Namun, dugaan Karim meleset. Istrinya tidak bisa dilahirkan dengan normal, melainkan harus menjalani operasi caesar. Karena peralatan operasi di RS Permata tidak memadai, Nurul Istiqomah dirujuk ke RSUD Waluyo Jati Kraksaan.
Proses operasi melahirkan dilakukan pada, Sabtu (6/2), dan bayi bisa dilahirkan selamat. Setelah itu Nurul dikembalikan ke RS Permata untuk menjalani perawatan pascamelahirkan.
"Saat itu, saya tidak berpikir bahwa biayanya akan jadi mahal. Yang ada dalam pikiran saya, istri dan anak saya harus selamat," ujar Karim yang sehari-hari berprofesi sebagai guru di sebuah madrasah swasta.
Sekitar pukul 04.00 WIB, Selasa (9/2), Karim mendengar kabar dari perawat di ruang perawatan bayi RSU Waluyo Jati bahwa anaknya meninggal dunia. Penyebabnya, bayi itu mengalami kelainan organ tenggorokan.
Karim lantas bergegas ke rumah sakit. Kepada perawat yang berjaga di ruang peerawatan anak, Karim berupaya membawa pulang anaknya. Namun tidak diizinkan, karena masih ada biaya administrasi dan perawatan yang harus diselesaikan.
Mana yang Lebih Ekonomis, Mesin Cuci Top Loading atau Front Loading? Ini Jawabannya
KOMENTAR