Beda dengan persidangan pada umumnya, Sutradi memimpin sidang tanpa toga. Maklum, yang jadi terdakwa adalah bocah di bawah umur. Dalam uraiannya, ia bertutur, Vid terbukti menyengatkan lebah ke pipi An (9), teman sekelasnya, 3 Maret 2009 lalu. Akibatnya, pipi kiri An bengkak. Ia juga menyayangkan, kasus kenakalan anak ini sampai berujung di pengadilan. "Seharusnya guru serta orangtua kedua belah pihak, bisa menyelesaikan persoalan dengan arif dan bijaksana sehingga tak sampai ke pengadilan. Sebab, apa yang dilakukan Vid, adalah persoalan kenakalan anak-anak yang sangat wajar," jelas Sutradi.
Lalu, sebelum meninggalkan ruang sidang, Vid yang mengumbar senyum itu mendekati meja hakim dan mencium tangan Sutradi. "Sudah, lain kali jangan nakal, ya!" kata Sutradi dengan nada kebapakan.
Kendati senang karena terbebas dari ketakutan bakal dihukum dan membuatnya stres, Vid tetap mengaku kapok dan berjanji tak akan nakal lagi. "Saya sudah kapok! Enggak akan mengulangi lagi," janjinya.
Perbuatan Vid menyengatkan lebah ke pipi An, memang membuat ayah An, Kompol Supriadi Estiko, tak terima dan melaporkannya ke kepolisian hingga akhirnya berujung di meja hijau. Hari itu, seperti diceritakan Astutik, guru Vid, "Keduanya (Vid dan An) sedang menunggu jemputan masing-masing di depan sekolah."
Tiga hari setelah kejadian, An tak masuk sekolah. Para guru pun tersadar, persoalan itu menjadi serius karena di hari ketiga, ayah An datang ke sekolah. Katanya, anaknya sakit gara-gara pipinya disengatkan lebah. Ayah An yang bertugas di Polda Jatim itu juga menujukkan foto wajah An yang bagian pipi kirinya lebam. "Saya juga terkejut," papar Astutik.
Sebagai guru yang mengawasi di sekolah, tanpa diminta, ia langsung minta maaf pada Supardi. Tapi rupanya permintaan maaf itu tak diterima begitu saja oleh ayah An. Supardi bilang, persoalan itu akan tetap dilanjutkan ke polisi sebab apa yang dilakukan Vid membahayakan anaknya. Selain itu, ia menganggap sekolah kurang bisa melindungi anak didiknya. "Sebagai guru, tentu saja saya juga merasa terbebani, tapi bagaimana lagi? Ini, kan, anak-anak," tambah Astutik.
Supaya persoalan selesai secara kekeluargaan, pihak sekolah berusaha menjembatani dengan mendatangkan orangtua An dan Vid. "Tapi lagi-lagi Pak Supardi tak bisa menerima dan tetap akan melaporkan ke polisi."
Gandhi Wasono M /bersambung
KOMENTAR