Bayangkan seorang Leonardo DiCaprio, aktor Hollywood, sampai rela membeli mesin yoghurt untuk diletakkan di kantornya. Semua dilakukan Leo agar ia tak harus antre untuk menikmati froyo kesukaannya. Di luar negeri, Frozen Yogurt (froyo) sudah dikenal lebih dahulu. Bagaimana di Indonesia yang juga sedang terserang demam froyo? Beberapa outlet siap menawarkan berbagai kelebihan rasa, topping, dan suasana.
Serba Biru di Icy Blue Warna biru langsung menyambut setiap konsumen yang datang ke Icy Blue, the pleasure of yogurt. Snow buatan yang berputar di sebuah kaca menjadi ciri khas Icy Blue di salah satu cabangnya, Plasa Senayan P5. Meski posisinya agak di belakang, tapi cukup strategis di antara bioskop dan tempat bowling.
Froyo memang sudah menjadi tren lifestyle di masyarakat Indonesia. Buktinya tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun sangat menikmati froyo. "Habis enak, sih. Saya suka yang tidak terlalu asam," ujar salah satu pembeli anak kecil.
nova.id
Tawarkan Froyo Sesuai Selera Dan Kondisi 1
"Foto: Daniel Supriyono/Nova "
Jika dilihat sepintas, banyak orang berpikir kalau Icy Blue adalah produk luar yang membuka cabang waralaba di Indonesia. Tapi, Icy Blue justru murni dirintis oleh pasangan Handjaja Halim (42) dan Wiwi (38) yang asli Indonesia. Berawal dari kesukaan sang istri, Wiwi yang hobi makan yogurt, Halim mulai melirik bisnis ini. Bahkan Wiwi rela antre demi mencoba yogurt, sementara sang suami, Halim, paling malas antre. "Saya enggak suka yogurt karena asam, belum lagi harus antre hanya untuk makan yogurt," tutur Halim yang saat itu hanya melihat hanya ada dua perusahaan yang menjual froyo.
Rupanya, peristiwa tersebut malah memberikan ide baru bagi Halim. Padahal, sebelumnya Halim sudah berkutat di bisnis manucfacturing trading. Mei 2009 menjadi awal pembukaan Icy Blue, setelah sebelumnya melalui trial error membuat froyo yang pas dengan lidah orang Indonesia.
nova.id
Tawarkan Froyo Sesuai Selera Dan Kondisi 1
"Foto: Daniel Supriyono/Nova "
"Kebetulan istri suka masak, jadi sedikit banyak tahu bagaimana meracik dan membuat froyo. Lalu, saudara, anak, teman yang djadi sasaran mencoba froyo buatan istri selama 3 bulan. Bahan-bahan yang dipakai campuran lokal dan luar. Kalau hanya bahan lokal terasa bau susunya. "Saya baru berani buka toko di MOI Kelapa Gading setelah menemukan rasa yang pas. Di luar dugaan begitu dibuka ternyata banyak peminatnya, terjual sampai 1.500 cup. Padahal, kami hanya menyebar 100 undangan. Yang paling disukai original dan blueberry. Kami menyediakan 30 topping dan 8 rasa yang tiap bulan diganti agar tidak bosan," tutur Halim yang menduga orang Indonesia jenuh dengan makanan yang sama. "Jadi, mereka memilih makanan sehat. Apalagi harganya terjangkau mulai dari Rp 16 ribu tanpa topping, dan yang paling mahal Icy Twin Rp 47 ribu."
Sampai saat ini Halim selalu turun langsung mengawasi karyawannya bekerja. "Saya harus tetap menjaga mutu, rasa, kebersihan, dan kualitas froyo. Bagaimana mengurus karyawan agar tidak bosan dan tetap semangat. Lalu, kondisi buah-buahan harus bersih. Ujungnya, kan, pasti ke pembeli, kalau suka akan datang lagi, tidak suka ditinggal. Apalagi, ada beberapa penjual memakai gerobak menjual harga murah hanya Rp 10 ribu. Selain rasanya lain, sudah menjatuhkan harga. Bagi kami tetap menjaga kualitas dan promo," kata Halim yang sudah memiliki 7 cabang termasuk di Surabaya.
Halim memperkirakan modal Rp 500 juta sampai Rp 1 M tergantung lokasinya. Agar tetap bertahan, Halim selalu menanyakan pendapat dan memotret pembeli. "Saya sangat suka melihat reaksi pertama mereka ketika mencoba froyo," papar Halim yang sedang berencana menjajal sistem delivery order. "Yang dipikirkan adalah jarak antar, agar sampai di rumah tidak mencair." Noverita K. Waldan
Foto: Daniel Supriyono
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
5 Cara Menyimpan Temp di Kulkas Awet Lebih Lama Agar Tidak Berbahaya
KOMENTAR