"Alhamdulillah. Ini kemenangan buat semua," ucap Prita. Karyawan sebuah bank swasta di Tangerang itu pun diserbu oleh wartawan. Prita yang tengah hamil muda digiring kesana kemari untuk "diperebutkan" puluhan wartawan yang hendak mewawancarainya.
"Syukur alhamdulillah. Kami keluarga memberikan apresiasi besar terhadap masyarakat yang telah mendukung Prita. Terima kasih," ucap Yuni, bibi Prita, sembari berlinang air mata.
Tak sia-sia keluarga Prita datang dengan dress code warna putih. Menurut Yuni itu melambangkan keadilan. "Selama ini kami melihat ketidakadilan. Tapi hari ini kami melihat keadilan di Indonesia."
Kehilangan Privacy
Pasca sidang putusan, Prita mengaku lelah fisik dan kantuk luar biasa. Maklumlah malamnya ia enggak bisa tidur nyenyak. "Setelah sidang juga enggak bisa langsung istirahat karena masih banyak teman wartawan yang ingin wawancara, siaran live dari rumah saya. Biar tidak terganggu, anak-anak saya ungsikan. Mereka saya titipkan saudara agar jalan-jalan."
Kendati bukan artis, wajah dan nama Prita Mulyasari sejak Juni lalu menghiasi pemberitaan media cetak maupun elektronik. Rumah Prita di kawasan Bintaro sektor IX, Tangerang, Banten, sejak pagi hingga malam hari, seringkali ditongkrongi wartawan. Media tak henti-hentinya mewawancarai Prita yang tersandung masalah hukum dengan RS.Omni Internasional yang memperkarakannya dengan tuduhan pencemaran nama baik. Puncaknya, ketika Prita harus membayar ganti rugi Rp 205 juta. Maka massa pun bergerak mengumpulkan koin.
(Bersambung)
Rini Sulistyati
Foto: Eng Naftali
KOMENTAR