"Gus Dur ketika menjabat sebagai Presiden RI. (Foto: Fadoli Barbhatully/NOVA) "
Gus Dur tak sekadar mengajarkan soal demokrasi, bagaimana memandang perbedaan, hingga HAM. Di mata empat wanita ini, Gus Dur juga menularkan nilai-nilai kehumanisan sebagai seorang manusia bermartabat.
Ratih Harjono Hemat & Aman Dengan Arem-arem
Di mata Ratih Harjono, mantan Sekretaris Presiden semasa Gus Dur menjadi presiden, mengakui Gus Dur adalah motor penggerak dialog antarbangsa. "Gus Dur juga sangat konsisten dalam menyuarakan tolerensi antar umat beragama. Sampai saat ini saya belum melihat ada pengantinya," ujar perempuan yang dulu kerap dijuluki "Srikandi Istana" ini.
Mantan wartawati Kompas ini juga melihat Gus Dur sebagai sosok intelektual yang mempunyai visi jauh ke depan. Yang rela melakukan apa pun untuk rakyat meskipun dalam kesederhanaan.
nova.id
Gus Dur Di Mata Wanita 1
"Ratih Harjono (Foto: IST) "
Ratih masih ingat saat Gus Dur kampanye di Ambon. Dengan keterbatasan dana, Gus Dur tetap melakukan kegiatan itu dengan semangat. "Bahkan bisa dibilang, kami ngere." Untuk menghemat biaya, Ratih selalu membawa arem-arem untuk Gus Dur. "Mungkin karena penyakit yang diderita, Gus Dur jadi sering lapar. Arem-arem adalah makanan yang paling aman untuk kesehatannya karena bahannya tidak pakai digoreng," papar ibu si kembar Nazer dan Nizar ini. Jadi, ke mana pun Gus Dur pergi, Ratih tak pernah ketinggalan membawa bekal arem-arem untuk Gus Dur.
Ketika dapat kabar Gus Dur meninggal, Ratih sebenarnya juga sedang berduka. Ia berada di Yogyakarta karena ibu mertuanya meninggal dunia. "Saya sudah beberapa hari ini di Yogya, menunggu sampai 40 hari ibu saya. Rencananya, setelah itu baru kembali ke Jakarta."
Senin (27/12) Ratih sudah menelepon Lily Wahid, adik Gus Dur. "Saya sempat menanyakan kondisi Gus Dur dan minta maaf belum bisa menjenguk. Ternyata Gus Dur pergi duluan," kata Ratih.
Erni
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
5 Tips Belanja Bulanan Hemat, Nggak Takut Harga Minyak Goreng Naik!
KOMENTAR