Setelah berhasil mendirikan empat perusahaan, Imam lalu merekrut para profesional yang paham betul dunia katering. Baik dari segi masakan maupun pemasaran. Untuk juru masak, Imam merekrut chef hotel berbintang di Surabaya.
Gedung kantornya yang megah pun, didesain dengan apik dan fungsional. Sepintas, lebih mirip kafe atau hotel. Lantai atas dijadikan kantor pemasaran sekaligus ruang test food bagi calon pelanggan. Di lantai bawah, khusus untuk dapur serta sederet ruang tempat menyimpan peralatan masak. Dapur katering tampak bersih dan mewah dengan dominasi warna biru-oranye. "Dulu, kan, saya pernah kerja di hotel dan restoran internasional, nah konsep itulah yang saya terapkan," kata ayah dari Kurnia Adhi Prakoso (4).
Umumnya, jelas Imam, pemilik Katering enggan memperlihatkan isi sekaligus bentuk dapurnya pada calon pelanggan. "Kalau saya justru sebaliknya. Saya persilakan mereka lihat agar tahu bagaimana kami mengutamakan kebersihan dan sebagainya," kata Imam yang justru menempatkan tempat cuci piring di bagian depan dan terbuka sehingga bisa dilihat kebersihannya.
Sukses sudah diraih Imam. Selain kerja keras, ulet, "Juga karena saya rajin sedekah. Bukannya mau sombong. Saya yakin, membagi rezeki adalah salah satu kunci Allah memberi rezeki lebih pada saya," kata Imam yang rajin menyantuni anak yatim dan membantu mereka berwirausaha.
Apalagi, kata Imam, "Saya sadar betul, masa lalu saya tidak terlalu baik. Saya ingin berbuat kebaikan untuk menebus dosa masa lalu." (TAMAT)
Gandhi Wasono M.
KOMENTAR