Bagi sebagian kalangan, pesta Natal terasa lebih afdol dengan menu ayam kodok. Itu, lho, menu istimewa ayam cincang yang disantap dengan selada, kentang, wortel, dan kacang polong. "Mirip steak. Ayam kodok kebanyakan disajikan di hari Natal. Ini termasuk menu istimewa. Beberapa tahun belakangan, saat Lebaran banyak juga yang pesan ayam kodok," tutur Retno Rukmini (53), pembuat ayam kodok yang banjir pesanan jelang Natal ini.
Dua minggu menjelang Natal, Retno sudah menerima 15 order. Biasanya, pesanan akan terus mengalir saat mendekati hari-H. "Selain ayam kodok, saya juga menerima banyak pesanan aneka kue dan cake. Saya memang terima pesanan apa saja, tapi yang paling menonjol, ya, ayam kodok dan apple pie," kata Retno.
Ayam kodok, lanjut Retno, tergolong menu mewah. Harganya pun lumayan mahal. Satu boks ayam kodok lengkap dengan kroket kentang, wortel, selada, kacang polong, dibandrol Rp 300 ribu. "Memang mahal, soalnya saya pilih bahan yang berkualitas bagus. Cara membuatnya juga cukup rumit, lho," kata istri Ir. Tandi Saroengallo ini seraya menambahkan, satu boks cukup untuk 25 porsi.
Untuk membuat ayam kodok, kata Retno, perlu waktu sekitar 3 jam. Ayam harus dikuliti, dikeluarkan daging dan tulangnya, kecuali di bagian paha. Daging itu dicincang dan ditambahi sebelum dimasukkan lagi ke kulit sehingga membentuk ayam lagi. Baru kemudian dikukus dan dipanggang dalam oven.
Retno yang memakai merek dagang Ditrama (diambil dari singkatan nama tiga anaknya, Rendi, Rastra, Risma) mengaku sudah punya pelanggan tetap. "Mereka tinggal telepon. Setelah jadi, mereka ambil sendiri ke sini. Saya, kan, belum punya jasa antar."
Berhubung harus tetap kerja kantoran dan tak ingin kelelahan, untuk pesanan Natal ia sengaja menutup order tanggal 20 Desember. "Kalau pas sibuk-sibuknya mengerjakan pesanana, sudah pasti saya hanya bisa tidur beberapa jam," tutur Retno yang ingin membuat rumah makan dengan menu ayam kodok setelah pensiun nanti.
Henry Ismono, Rini Sulistyati
KOMENTAR