Usaha kemasan kado, kata Ellies Chusnadi (54), tak akan pernah mati. "Memberi hadiah, kan, sudah jadi budaya," kata pemilik Naditha Creation ini. Buktinya, usaha yang sudah dirintisnya sejak tahun 1996 ini masih terus eksis. "Sekarang tinggal kitanya saja yang harus pintar membuat kemasan dan menambahkan aksesori yang sesuai dengan setiap momen yang diperlukan," tambah ibu dari Anselma Illona (25) ini.
Berhubung Natal dan Tahun Baru hampir tiba, tak pelak lagi, produk kemasan kado yang bernuansa Natal dan Tahun Baru pun menjadi barang yang paling dicari konsumen. "Saya sudah terima order Natal sejak sebulan lalu, baik dari dalam maupun luar negeri. Jumlahnya ribuan."
Pengalaman dan jam terbang memang tidak menipu. Selama 13 tahun menjalani usaha ini, Ellies sudah mendapat banyak pelanggan. Untuk di Jakarta saja, ada sekitar 10 perusahaan promosi yang selalu memesan boks kemasan darinya. Belum lagi klien di Singapura dan Malaysia. "Kalau menjelang hari raya seperti sekarang ini, pesanan biasanya datang untuk boks kue atau makanan. Untuk masing-masing toko kue, saya menciptakan desain yang berbeda, sesuai dengan karakter tokonya."
Dari pengalamannya, tutur Ellies, ada perbedaan yang mencolok dari masing-masing konsumen dalam hal selera. Konsumen di Singapura, misalnya, lebih senang boks yang minim aksesori. Begitu juga dengan warna. Selama bertahun-tahun konsumen di Singapura lebih memilih warna-warna tembaga. "Sedangkan konsumen di Malaysia dan Indonesia sebaliknya, justru senang dengan aksesori dan warna yang ramai. Kalau untuk perusahaan, biasanya mereka mengganti aksesori dengan logo perusahaannya."
Untuk kertas kado, Ellies masih membeli di perusahaan kertas impor China. Kata istri Johanes Budi Suhendra ini, kualitas warna dan kekuatan kertas impor jauh lebih baik dibandingkan produk dalam negeri. "Dulu, sih, masih pakai kertas produksi UK (Inggris), tapi karena harganya semakin mahal, saya ganti. Kalau tetap dipertahankan, bisa menambah pengeluaran produksi dan memaksa saya menaikkan harga kemasan. Kasihan konsumen, kan."
Untuk pesanan perusahaan, Ellies biasanya menetapkan kebijakan minimal pemesan dalam jumlah grosir, sedangkan untuk perorangan, pesan satuan juga bisa. Tentu saja dengan harga yang jauh lebih tinggi. Harga yang ditawarkan sekitar Rp 5.000 hingga Rp 150.000 per buah, belum termasuk ongkos kirim.
Memang agak susah jika ingin melihat dan membeli produk Ellies karena hingga sekarang mantan guru SD ini belum membuka toko. Ia masih menjadikan rumah tinggalnya sebagai toko sekaligus bengkel kerjanya. Di rumah itu pula ia mempekerjakan sekitar 10 karyawan tetap, ditambah 50 tenaga lepas saat pesanan menggunung. "Biasanya saya ikut di pameran kerajinan tangan. Kalau mau lebih gampang, buka saja website saya, www.nadithacraft.com," kata Ellies yang amat bersyukur karena usahanya sudah bisa diterima masyarakat luas. "Dulu mereka masih suka bilang, masak harga kotaknya lebih mahal dibanding hadiahnya? Mereka enggak sadar, kotak atau kemasan itu masih bisa dimanfaatkan oleh si penerima. Lagipula, memberi hadiah dengan kemasan cantik juga akan membuat si penerima merasa lebih dihargai, kan?"
Ester Sondang
KOMENTAR