Di tengah ingar bingar para demonstran Hari Antikorupsi di kawasan Monas, Jakarta yang menyerukan agar kasus Bank Century dituntaskan, para koruptor termasuk para pejabat yang membiarkan korupsi merajalela ditangkap dan diadili, seorang peserta aksi bernama Jo-Lie terlihat agak berbeda. Tak seperti rekan-rekan demonstran lainnya, pria berusia 70 tahun ini tak masuk rombongan organisasi atau LSM manapun. Ia tak mengenakan seragam atau kaos khusus, apalagi membawa spanduk-spanduk besar dan berorasi menggunakan pengeras suara. Warga Keluarahan Pegangsaan, Jakarta Pusat ini berdiri dengan tenang tak jauh dari pintu gerbang Monas sambil memegang tongkat kayu yang ditempeli karton bertuliskan "Pungli Cermin Manusia Rakus". "Yang lain, kan, terpusat bicara soal Century, padahal pungutan liar juga menyusahkan, contohnya pungli waktu bikin KTP. Yang seperti ini luput dari perhatian," ujar Lie yang berinisiatif datang sendiri ke Monas semata-mata karena dirinya bersemangat ingin mengikuti peringatan Hari Antikorupsi. Menurut Lie, pungutan liar semacam itu juga bisa dikategorikan tindakan korupsi. Dan sebagai warga, kata Jo kita tidak boleh diam jika mengalami perlakuan demikian. "Waktu saya mau mau bikin KTP terus dimintain duit, saya lawan petugasnya. Saya laporkan sama Pak Lurah dan akhirnya petugas itu ditegur," papar bapak dua anak yang membuat sendiri 'perangkat' demonstrasinya.Astri
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR