Diusir Warga
Hal seperti itu pernah ditemuinya beberapa tahun lalu, saat seorang ibu hamil datang atas rujukan puskesmas. "Badannya kurus, disangka gizi buruk. Usut punya usut, suaminya yang baru meninggal sebulan lalu kami curigai menderita HIV/AIDS. Setelah si ibu dites, ternyata positif ketularan." Untung si ibu segera ditangani secara khusus sehingga bayinya terhindar dari virus HIV/AIDS.
Penderita HIV/AIDS, kata Jamaludin, boleh saja hamil tapi perlu menjalani beberapa tes terlebih dahulu. Janin harus dipantau perkembangannya sampai si bayi lahir.
Sebagai koordinator VCT dan anggota KPA (Komisi Penanggulangan Aids), tugas Jamaludin tak hanya memperhatikan faktor kesehatan pasien dengan HIV / AIDS, tapi juga memberi konseling dan kadang masuk daerah sosial pasiennya.
"Tugas kami sangat kompleks. Salah satu contohnya, kami pernah melakukan penyuluhan di satu desa gara-gara ada pasien yang akan diusir warga. Untunglah ia diterima lagi di desanya."
Pernah pula, kisahnya, ia membantu pasien yang nyaris dipecat sebagai pegawai negeri karena positif HIV/AIDS. "Baru-baru ini kami berhasil menyelamatkan penderita HIV/AIDS yang nyaris dibakar hidup-hidup. Untung, petugas kesehatan di sana menanggapinya dengan sigap."
Kepada pasien yang kurang mampu, "Selain memberi pengobatan gratis, diberi pula susu pengganti ASI."
(Tamat)
Edwin Yusman F
KOMENTAR