Entah apa yang mendorong pengagum James Bond ini akhirnya mau bertemu wartawan. Yang jelas, kemunculan Rhani tak lama setelah "arah angin" kasus pembunuhan Nasrudin berganti arah usai Wiliardi Wizar mengaku ditekan penyidik. "Kalau, toh, saya baru muncul sekarang, karena saya tak ingin mendahului sidang," kilah Rhani. Jadi, lanjutnya, kemunculannya kali ini tak ada hubungannya dengan pengakuan mantan Kapolres Jakarta Selatan ini.
Selama ini, Rhani mengaku tidak sembunyi atau disembunyikan seperti yang dituduhkan banyak orang. "Saya menjalani aktivitas seperti biasa. Bahkan sering ke mal. Jadi, tidak benar kalau saya menghilang," papar Rhani yang merahasikan tempat tinggalnya.
Untuk biaya hidup, ia mengaku bergantung pada tabungan. "Itu dari pemberian suami dan juga hasil keringat saya saat masih kerja. Tapi tidak betul saya punya tabungan sampai Rp 300 miliar seperti pernah diberitakan."
Dalam jumpa pers tersebut, Rhani juga membantah, pengakuannya di sidang telah diarahkan polisi. "Saya sedih dituduh merekayasa dan mau disetir polisi, padahal saya mengungkapkan apa yang saya alami. Opini publik seakan-akan mencap saya sebagai perempuan tidak baik."
Selama ini, lanjutnya, ia tak ingin bicara banyak di depan publik karena ingin menghormati pengadilan. Rhani juga membantah telah diminta polisi untuk membatasi pembicaraan dengan media.
Soal siapa yang membunuh suaminya, Rhani masih yakin, Antasari terlibat. "Buktinya, suami saya pernah beberapa kali dapat ancaman dari Antasari. Dia pernah bilang, kalau sampai mati, itu perbuatan Antasari," ujar Rhani yang sempat ditunjukkan SMS ancaman dari Antasari.
Rhani memang kelihatan sangat sedih pascapembunuhan Nasrudin. Bahkan, saat diberondong pertanyaan wartawan usai bersaksi di pengadilan, Rhani tetap berlalu dengan mulut terkunci. "Kalian enggak merasakan bagaimana kehilangan suami," katanya pendek.
****
KOMENTAR