Andi hanya ingin bertemu empat mata dengan Rhani. "Kalau bertemu empat mata, ceritanya akan beda. Siapa tahu dia dapat hidayah dari Allah S.W.T lalu bercerita sejujurnya semua yang menimpa kakak saya."
Jika keinginannya bertemu kesampaian, apa yang ingin disampaikan Andi? "Mau saya tanyakan ke dia, apa benar telah menikah dengan kakak saya? Kapan dan siapa saksinya? Adakah keluarga atau teman dekat almarhum yang datang? Sekian lama menikah dengan kakak saya, tapi tidak mencoba menghubungi keluarga. Bukankah kami ini bagian dari keluarga Nasrudin?"
Andi juga ingin bertanya pada Rhani soal pertemuan di Grand Mahakam. "Bagaimana, sih, cerita yang sebenarnya? Siapa yang lebih dulu kenal dengan Antasari? Rhani atau Nas?" Yang lebih aneh, lamjut Andi, sehari setelah abangnya terbunuh, "Rhani langsung diamankan polisi. Dia juga lebih lancar bersaksi di depan polisi dan persidangan, tapi ke saya tidak mau bercerita. Ada apa ini? Siapa, sih, sebenarnya Rhani?"
Pernah, kata Andi, ia mendatangi rumah Rani di Panunggangan. "Tapi Rhani dan orangtuanya sudah tidak tinggal di sana." Di persidangan, saat Rhani dan ayahnya hadir sebagai saksi, Andi memang tak menghampiri Rhani. "Kalau dibilang saudara ipar, umur saya lebih tua. Dia yang seharusnya datang ke saya. Lagipula, dia itu siapa?"
Percayakah Andi bahwa Rhani sengaja "diumpankan" Nasrudin untuk Antasari? "Saya membantah hal itu. Pertanyaan saya, apakah mungkin seorang istri Nasrudin diumpankan untuk pria lain? Apa yang diharapkan? Itu tidak mungkin! Istri kita dilirik orang agak lama saja, kita ini sudah bagaimana, gitu. Terlebih disuruh ke dalam kamar."
(Bersambung)
Rini Sulistyati
KOMENTAR