Nah, untuk menjauhkan istriku dari sopir angkot itu, Sabtu sore (31/10) kuajak istriku ke kantor. Febri yang sendirian di rumah sudah kuwanti-wanti agar berhati-hati menjaga diri. Pintu rumah harus dikunci. Dia memang sudah terbiasa sendirian di rumah. Siapa sangka, ternyata akhirnya anak tunggalku jadi korban.
Dua Kali Datang
Sebetulnya aku paranormal, punya indera keenam. Banyak orang minta tolong, minta diobati penyakitnya. Tapi aku justru tak bisa menolong diri sendiri, juga anak tunggalku. Memang, aku punya firasat buruk, tetapi saat itu tidak bisa memaknainya.
Ceritanya, menjelang akhir bulan, aku akan mengambil uang di bank untuk menggaji karyawan. Ternyata di bank tidak tersedia uang. Aneh! Baru kali ini ada bank tidak punya uang untuk membayar nasabahnya. Aku sempat berpikir akan ada kejadian apa gerangan?
Kedua, saat kakakku datang, marah-marah, dan memintaku menuntut istriku. Saat itulah Febri datang lagi. Dia mengingatkan, aku sudah berjanji memaafkan mamanya. Jadi, aku benar-benar memaafkan istri dengan ikhlas.
(Bersambung)
Rini Sulistyati
KOMENTAR