Nizi'ami tak patah arang. Ia bahkan menggunakan jasa paranormal yang menyatakan Mos ada di Pekanbaru, Riau. Setelah dicari ke kota yang dimaksud, Mos tetap raib tanpa jejak. Karena putus asa, Nizi'ami menganggap putranya sudah tiada.
Meskipun begitu, Nizi'ami masih terus memikirkan nasib si bungsu. "Setiap kali ada berita tentang anak-anak, pasti dilihatnya. Kalau sedang bekerja, dia sering tiba-tiba menangis teringat Mos," tambah Halawa.
Tak Suka Nasi
Hingga suatu hari, datang seorang polisi bernama Sidabutar. "Saya langsung cek di buku untuk melihat daftar anggota keluarga, lalu saya panggil Nizi'ami. Waktu kami melihat beritanya di TV, Nizi'ami juga langsung curiga bahwa itu anaknya yang sudah lama hilang."
Meskipun Mos sudah tidak lagi mengerti bahasa Nias dan sang ibu tidak berbahasa Indonesia, tak membuat komunikasi antara ibu dan anak yang sudah lama terpisah ini menjadi kaku. Mos ikut menangis tak lama setelahnya. Ternyata ia juga masih ingat nama-nama kakaknya.
Saat pertemuan mengharukan itu, tak sepatah kata pun Nizi'ami menanyakan masalah pembunuhan yang dilakukan Mos. "Saya yakin, bukan dia pelakunya! Mos anak baik, tidak jahat, penurut. Saya juga tidak pernah memukulnya," kata Nizi'ami.
Sita Dewi
KOMENTAR