Sebagai teman makan steak lidah, bir pletok dingin bisa dipilih. Minuman ini terbuat dari campuran rempah-rempah lalu diberi es krim vanilla. "Bir pletok yang konotasinya seperti jamu, kami ubah penampilannya dan ternyata bisa menarik orang untuk mencoba dan mulai menyukainya," papar Bambang senang.
Dari Kantin
Di daerah Jakarta Selatan, masakan Belanda bisa dinikmati di HEMA Dutch Family Restaurant. Restoran yang kini berdiri di tujuh lokasi berbeda ini eksis dengan mengedepankan Belanda sebagai tema. Bukan hanya masakannya, tapi juga kebudayaan. Bahkan ketika pertama kali memasuki resto milik Ratna Savitri Umar ini, nuansa Belanda langsung menyergap. Sebuah lukisan berpemandangan kincir angin dan bunga Tulip menyambut kedatangan.
Siapa sangka, semua ini dimulai dari ruangan berukuran 3 x 3 meter di samping ruko Kemang Pratama Bekasi. "Dulu saya memulai usaha ini dari kantin bakso. Itu juga meneruskan usaha yang dirintis Johannes, teman saya. Tahun 2000, dia minta saya meneruskan usaha ini karena dia dapat green card ke Amerika," ungkap ibu tiga anak yang biasa dipanggil Titi ini.
Soal nama HEMA, kata Titi, "Bukan dari bahasa Belanda, kok. Itu singkatan dari Halal Enak Murah dan Artistik." Ia juga menjelaskan, dari sekian banyak daftar makanan dan minuman yang disediakan, hanya 25 persen di antaranya yang benar-benar Belanda. "Karena Belanda bukan negeri kulinari. Lagipula, makanan kita seperti nasi goreng dan mi goreng pun sangat terkenal di sana. Huzaren Sla, Zuppa Soup, Poffertjes Met Vanilla Ice Cream, dan Stampot Met Worst adalah beberapa menu favorit pembeli.
"Pelanggan kami tersebar di mana-mana. Bahkan Kedutaan Belanda memberi support pada kami. Mulai dari memberi info-info mengenai Belanda, foto-foto, juga kepercayaan untuk mengelola kantin di Kedutaan Belanda," kata Titi bangga.
Edwin F. Yusman, Sita Dewi
KOMENTAR