Saat balon meledak, Elsa sempat terpental lalu terbanting-banting di aspal. Beruntung, saat syuting ibunya sempat menunggui sehingga tak berapa lama ia ditolong sang ibu lalu dilarikan ke RS Mitra Jakarta, Kuningan, bersama korban lainnya.
Firasat balon akan meledak, sebanarnya sudah menghantui Elvizah ketika pengambilan gambar ke-3 bakal dimulai. "Waktu itu giliran syuting untuk mengambil gambar anak saya. Saya lihat balonnya menggesek aspal. Tidak berapa lama, balon itu benar-benar meledak. Elsa terpental. Saya panik sekali. Tanpa menghiraukan lalu lintas, saya buru Elsa, lalu saya angkat tubuhnya. Saat itu wajahnya sudah menghitam. Ada pecahan balon menempel di pipinya. Saat itu, saya tidak tahu harus membawa dia ke mana," kisah Elvizah sambil menangis.
Ketika dievakuasi ke rumah sakit, lanjut Elvizah, semua korban berteriak kepanasan lantaran kulitnya terbakar. Sementara Elsa sempat mengkhawatirkan penglihatannya yang mendadak gelap. "Dia merintih kesakitan dan takut buta. Saya bilang, mungkin karena asap. Benar saja, tak lama kemudian dia bisa melihat lagi. Setelah dapat pertolongan pertama, Elsa dipindahkan ke RSPP."
Kini Elvizah mengkhawatirkan anaknya tidak akan "laku" lagi main sinetron dan iklan. "Dunia artis, kan, mengutamakan kebersihan kulit," katanya. Dalam sebulan, Elsa bisa tiga kali dikontrak membintangi iklan. Soal honor, sang ibu yang mengurus. "Dia cuma mengambil honor Rp 200 ribu, selebihnya diberikan ke saya. Uang itu saya kelola untuk biaya kuliahnya," tutur Elvizah, mantan model dari Padang, Sumbar.
Otomatis, lanjut Elvizah, "Saya menuntut rumah produksi! Mungkin saja saya akan menuntut rumah produksi agar kulit Elsa bisa mulus kembali. Lihat saja, nih, foto Elsa sebelum kena musibah. Kulitnya mulus, kan? Sekarang saya konsentrasi untuk kesembuhan Elsa dulu," ujar Elvizah yang membenarkan sudah menandatangani surat yang disodorkan rumah produksi untuk urusan pembayaran rumah sakit.
Rini Sulistyati
"TAK BISA SEMPURNA!"
Khusus Hana yang mengalami luka bakar hingga 24 persen, kulit tubuhnya yang mati akibat terbakar harus dibersihkan lebih dulu agar tumbuh kulit baru. Bagaimana dengan luka di wajahnya? "Pada dasarnya, luka pada bagian wajah tidak terlalu dalam. Bisa kembali tapi perlu waktu. Pengalaman saya, paling tidak perlu tiga bulan. Dirawat saja. Bagus tidak hasilnya, tergantung waktu. Alamiah saja."
Agar para korban kembali optimis menatap masa depannya, Poengky menyarankan para korban menerima kondisinya. "Ada gap tinggi antara ekspektasi dan luka bakar."
Pihak rumah produksi, masih enggan memberi keterangan. Beberapa kali dihubungi di kantornya, di Jalan Dharmawangsa, petugas keamanan di situ hanya berujar, "Kantor sepi, semua staf ada di lapangan." Hari lain, saat disambangi kembali, si petugas berkilah, "Memang ada mobil parkir di sini, tapi semua staf enggak ada di kantor. Hari ini mereka sedang sibuk di rumah sakit mengurusi kasus musibah ini."
Rini, Henry
KOMENTAR