Kalau mengandalkan menjual buah saja, mungkin para petani belimbing di Depok tak akan semakmur sekarang. Para "petani kota" ini mengolahnya menjadi jus kemasan hingga keripik.
Petani kerap dianggap profesi yang kurang menjanjikan. Nah, anggapan itu terpatahkan oleh para petani belimbing di Kota Depok. Telebih, ketika pada tahun 2006 Pemerintah Kota Depok mencanangkan belimbing sebagai ikon kota ini. Sejak itulah, pemerintah semakin giat memberi bantuan pada para petani dan produsen produk-produk olahan belimbing dan saat ini tercatat ada 25 kelompok tani dengan anggota 500 orang. Selain itu, dibentuk juga Pusat Koperasi Pemasaran Buah Belimbing Dewa Depok (PKPBDD) dengan tugas memasarkan hasil buah dan olahan belimbing. Petani pun tak terjerat tengkulak.
Salah satu mitra dan yang berhasil memberikan masukan tambahan bagi para petani adalah Maria Gigih Sandy. Kini, Maria memiliki usaha jus belimbing yang per hari produksinya mencapai angka 1.500 botol jus isi 250 ml yang dipasarkan di toko buah dan pasar swalayan sekitar Depok serta Jakarta. "Tiap hari, perlu 120 Kg belimbing segar," katanya.
Belimbing yang digunakan berkualitas C, yakni berbobot kurang dari 150 g/buah atau siripnya cacat sehingga tidak memenuhi standar pasar swalayan. "Jadi, dengan memanfaatkan buah belimbing berkualitas rendah, petani bisa memperoleh pendapatan tambahan karena buah yang disebut reject itu tetap menghasilkan," ujarnya ketika berbincang dengan tabloidnova.com.
Saat memulai usahanya, Maria perlu waktu dan biaya tak sedikit untuk memperoleh racikan jus yang tepat. Belum lagi soal kemasan dan pemasaran. "Beruntung ada rekan-rekan yang baik hati di Fakultas Teknik Pangan Universitas Pasundan Bandung sehingga semua masalah bisa teratasi. Timbal baliknya, saya dijadikan model oleh mereka sebagai anak binaan."
Selama dua tahun pertama, Maria terus mengembangkan produknya agar mempunyai kualitas yang tetap. "Selama itu, bisa dibilang saya puasa. Benar-benar jatuh bangun. Tapi saya tidak menyerah dan tidak menyesal, karena hitung-hitung belajar. Lama-lama, usaha saya bekembang. Tak hanya mengolah belimbing jadi jus, tapi juga membuat sirop dan sekarang sedang mengembangkan produk selai belimbing," tutur ibu enam anak dan nenek tiga cucu ini.
Pengalamannya sebagai guru SMU, membuat Maria tak pelit berbagi ilmu. "Saya selalu membagi ilmu ini kepada siapa saja yang mau belajar. Saya enggak takut pada persaingan, karena bagi saya persaingan justru baik. Kalau kita sendirian dan tak ada kompetisi, malah merasa paling bagus," ungkap Maria yang kini juga tengah mengembangkan produk buah unggulan Depok lainnya, yaitu jambu biji merah.
Edwin Yusman F
KOMENTAR