"Pas dulu enggak ada yang manggil, aku malah nyari job sendiri. Pinjam baju, enggak dibayar, tapi nyari saweran aja," kata Jenita saat ditemui dalam acara acara jumpa pers HUT 12 Trans untuk Indonesia, Gedung Trans TV, Tendean, Jakarta Selatan, Kamis (12/12).
Meski dapat saweran, ia mengaku tak mendapat uang yang wajar. Sebab, tak seluruh uang sawer dimiliki sepenuhnya, melainkan bagi hasil dengan pemain lainnya.
"Dulu paling tinggi Rp 20 ribu. Biasanya 5 ribuan di kampung. Aku senang aja, soalnya itu tandanya orang menghargai apa yang aku lakukan. Apalagi dulu itu aku kecil dan gendut," ucapnya.
Meski mengharapkan uang saweran, namun ia tak mau bergoyang terlalu heboh. Sebab, ia khawatir akan mengundang pria melakukan perbuatan yang tidak senonoh kepadanya.
"Kadang-kadang biar cepat saweran, menarinya hot. Tapi aku enggak mau kayak gitu, aku mau dihargai lewat suara aja," ucapnya.
Icha/Tabloidnova.com
KOMENTAR