"Itu penyebab utama kematian korban," kata Ketua Tim Forensik RSUP Hasan Sadikin Bandung dr Noorman Herryadi, sebagaimana dikutip kompas.com, Kamis (15/8/2013).
Ia menuturkan bahwa semua bagian tubuh Sisca dipenuhi dengan luka lecet. "Kalau dari saya, sama dengan yang sudah saya sampaikan sebelumnya, yakni ada lecet-lecet hampir di seluruh tubuhnya," kata Noorman.
Luka lecet tersebut, kata Noorman, terjadi sebelum kematian Sisca. Dia menambahkan, ketika terseret sepeda motor, posisi Sisca telentang dan tengkurap. "Namun, yang jelas, luka-luka itu terjadi pada saat sebelum kematian," katanya.
Menurut dia, selain luka lecet, di tubuh korban juga ditemukan luka terbuka di dahi sebelah kanan. "Seberapa panjangnya saya nggak tahu, nggak ngukur," katanya.
Ia menambahkan bahwa di bagian belakang kepala korban juga ada rambut yang terpotong."Ya, kalau potongan itu ada," ujarnya.
Ketika ditanya apakah rambut yang terpotong itu disebabkan tindakan pelaku, Noorman enggan menuturkan lebih lanjut. "Mungkin lebih baik penyidik yang memberikan keterangan karena saya tidak memeriksa tersangka," katanya.
Kemarin, Tim Dokter Forensik RSHS menyerahkan hasil autopsi jenazah Sisca ke penyidik Polrestabes Bandung. Menurut Noorman, proses autopsi sudah selesai sejak Rabu (14/8).
Namun pihak Polrestabes tidak akan mengumumkan hasil autopsi tersebut. "Ya, hasil autopsi itu tidak bisa diekspos. Itu hanya untuk keperluan penyidikan dan untuk rekam medik tentunya tidak perlu diungkapkan di sini," kata Kasat Reskrim Polrestabes Bandung, AKBP Trunoyudo Wisnu Andiko di Mapolrestabes, kemarin.
Menurut Yudo, hingga kemarin, sudah 19 orang saksi yang dimintai keterangan, mulai kedua pelaku, pemilik kos, keluarga korban, tempat kantor korban, dan saksi-saksi baik yang melihat langsung maupun tidak langsung.
Mulai kemarin, penyidik memeriksa dua tersangka pembunuh Sisca, Wawan alias Awing (39) dan Ade Ismayadi alias Epul (24), dengan alat pengukur kebohongan (lie detector). Keduanya juga diperiksa psikolog. "Untuk meyakinkan kami soal keterangannya," kata Kapolrestabes Bandung Komisaris Besar Sutarno di ruangan kerjanya, sebagaimana diberitakan tempo.co, kemarin.
Menurut Sutarno, kepolisian tidak akan memercayai begitu saja keterangan dan pengakuan tersangka. Hal itu terbukti ketika polisi menyilakan wartawan untuk mewawancarai langsung tersangka di Mapolrestabes Bandung. "Tersangka W kepada penyidik bilang baru pertama kali menjambret dan korbannya Sisca, tapi ke wartawan ngaku sudah tiga kali," ujarnya.
Penyidik, kata Sutarno, juga mencatat sejumlah kejanggalan. Salah satunya keterangan tentang Sisca yang terseret jauh hingga 500 meter lebih karena rambutnya terbelit ke gir roda sepeda motor tersangka. "Kecepatan motor mereka katanya tinggi karena takut ditangkap warga, sekitar 70 kilometer per jam," ujarnya.
KOMENTAR