Apa kabar? Setelah jadi ayah tambah rapi, ya, sekarang?
Rian (R): Ha ha ha... Alhamdullilah, baik, sehat. Tahun ini adalah tahun yang penuh berkah. Sejak saya menikah dan dikaruniai anak perempuan yang lucu dan cantik, hidupku sekarang lebih teratur, tertib, dan terarah.
Sudah ada yang memperhatikan penampilan saya. Ayu adalah orang yang membawa saya ke arah yang lebih baik. Kalau dulu saya pakai baju asal dan seadanya, sekarang lebih terkonsep dan rapi.
Omong-omong soal pernikahan, benarkah dulu kalian menikah diam-diam?
Sebenarnya kami tidak menikah diam-diam. Kami mengundang sekitar 1.000 undangan. Cuma memang waktu itu tertutup untuk media. Jadi tidak boleh ada media yang meliput acara pernikahan kami. Kalau saya pribadi, sih, sebenarnya ingin mengundang teman-teman media. Tapi berhubung istri merasa belum siap untuk "keluar" dan tampil di media, ya, saya menghargai permintaannya. Tapi sekarang istri sudah siap dan terbuka.
Ayu (A): Ya, saya memang belum siap. Bukan karena apa-apa dan memang tak ada peristiwa kenapa-kenapa. Karena pernikahan kami juga tidak tertutup, bahkan mengundang seribu tamu. Tapi sebenarnya, karena saya, kan, bekerja di media juga.
Menjelang pernikahan baru saya mengundurkan diri dari posisi produser di salah satu stasiun teve. Kebetulan juga kakak saya di Singapura meminta agar saya membantu usahanya di sana. Akhirnya saya tinggal di Singapura dan hamil di sana. Oleh karena itu, Ralia lahir di Singapura. Setelah lahir, baru kembali ke Indonesia.
Cerita, dong, bagaimana awal pertemuan pertama kalian?
R: Bermula dari suatu acara musik. Dari sering bertemu dan terlibat dalam suatu pekerjaan, lalu kami berteman hingga akhirnya bersahabat. Dari persahabatan yang cukup lama itu, saya sempat bilang kalau kami berjodoh dan waktu akan membuktikan. Kebetulan, kami sama-sama suka musik. Mengobrol sama Ayu rasanya nyaman. Dia juga tahu banyak pengetahuan soal grup band mancanegara.
Bukan itu saja, Ayu juga mempunyai cara pandang dan selera yang sama dengan aku. Baik dalam kehidupan maupun berkesenian. Bedanya, dia suka traveling, sementara saya lebih senang berada di rumah, utak-atik gitar, dan mencipta lagu. Dia suka mencoba beraneka ragam kuliner, saya hanya suka beberapa makanan saja. Asal ada ayam goreng saja sudah cukup. Meskipun beda usia kami terpaut 6 tahun, tapi saya tidak merasakan adanya suatu perbedaan usia.
A: Mungkin karena dia anak pertama, ya, jadi Rian memiliki pemikiran yang dewasa. Yang kami rasakan, malah kami seperti pasangan yang saling melengkapi. Mungkin soulmate, ya. Jadi tidak pernah berantem atau cemburu. Sejak awal yang saya rasakan pada diri Rian ada kenyamanan, rasa tanggung jawab dan kepercayaan.
Sejak berpacaran saja, kami sudah jarang bertemu. Rian sibuk dengan tour show, saya sibuk dengan pekerjaan. Namun saya bisa memercayai Rian, demikian pula sebaliknya. Insya Allah kami berdua sama-sama takut Allah dan memiliki pemikiran yang sama dalam komitmen berumah tangga. Bahwa tujuan pernikahan adalah ibadah.
Ralia bagaimana kabarnya?
A: Sekarang Ralia masih berumur tiga bulan lebih, masih aku beri ASI. Penginnya, sih, bisa menyusui Ralia sampai tiga tahun. Tapi enggak tahu juga, ya, dilihat nanti saja. Soalnya kalau keburu ada adiknya lagi, ya, mengalir saja. Saya, kan, sudah berumur 32 tahun, jadi sekarang harus mengejar untuk punya adiknya Ralia, kalau bisa sebelum umur 35 tahun.
R: Saya, sih, ingin punya anak kembar laki-laki. Enggak tahu, dari dulu pengin saja punya anak kembar. Kesannya, kok, asyik. Nanti aku bisa gendong mereka di tangan kanan dan kirilu. Sudah begitu, nanti bisa bikin band kembar grup. Insya Allah kalau dari keturunan Ayu, kan, eyangnya ada yang kembar, semoga bisa menurun juga. Harapanku, sih, kami bisa berdua seterusnya, sampai tua. Jadi keluarga yang sakinah, mawadah, warrahmah.
A: Insya Allah saya siap jadi ibu rumah tangga. Saya ingin bisa lebih dekat dan membesarkan anak-anak saya. Soal karier, sejak kelahiran Ralia, itu jadi nomor sekian. Rian tidak membatasi saya dalam berkarya, karena itu saya bersama teman telah membuat clothing line dengan nama Ava Collection.
Sejauh ini masih melayani belanja secara online. Ada rencana juga membantu salon REP, salon milik Rian, agar lebih berkembang. Dan satu mimpi kami berdua, suatu saat nanti ingin membuka kafe atau restoran.
Bicara soal d'Masiv, kabarnya sekarang bikin konsep baru, ya?
R: Tepat sekali. Tanpa mengurangi segala jasa dari dua produser kami Kang Capung dan Kang Noey, yang kepada dua orang itu kami banyak belajar soal musik, kali ini kami ingin mencari pengalaman baru lagi. Produser kami saat ini, Kang Denny Casmala, biasa disapa Dencas. Insya Allah di album ke-4 nanti akan terasa perubahan dari sentuhan tangan produser terdahulu dengan produser yang sekarang.
Berkaitan dengan momen itu, kini setelah Ralia berusia tiga bulan, kembali saya minta agar Ayu mulai terbuka kepada media. Hal ini sejalan dengan apa yang tengah dilakukan grup band d'Masiv, yang di usia ke-10 tahun ini ingin lebih terbuka, kreatif, lebih solid, care, dan entertaining, termasuk dalam soal cara berbusana juga mulai terkonsep.
Termasuk ada proyek jazz terbaru?
R: Ya, d'Masiv memang baru merilis DVD d'Masiv Jazz Project. Ini suatu prestasi D'Masiv, karena kami bermain di acara Java Jazz. Waktu itu, kami ingin tampil dalam Java Jazz. Saat kami bilang ke panitia, belum ada respons. Hingga saya nekat mengirim demo lagu, kasih tahu ke promotor bahwa kami bisa main jazz. Alhamdullilah dapat repons bagus. Bahkan kami bisa tampil di tempat yang spesial untuk membuat DVD konser.
Lantas, apa rencana terdekat d'Masiv?
R: Kami ingin menjadi wakil Indonesia dalam Arthur's Day di Dublin, Irlandia pada September nanti. Karena itu, kami memanfaatkan momen tour show ke sebelas kota dan meminta kepada Masivers (sebutan penggemar d'Masiv, Red.) agar memilih d'Masiv.
Sampai detik akhir hasil voting, alhamdulliilah, d'Masiv nomor satu mengalahkan Rif, Netral, dan JRock. Kami berterima kasih sekali kepada para Masivers. Kami tak menyangka karena di Arthur's Day nanti kami satu-satunya band pertama dari Indonesia yang bisa main di Dublin, Irlandia. Mohon doa restunya.
Apa saja persiapannya?
R: Nanti kami akan pakai busana hasil rancangan Samuel Watimena dengan busana yang mengangkat unsur-unsur kain tradisional Indonesia. Kami juga akan memasukan unsur alat musik tradisional Indonesia seperti seruling, angklung, dan gendang dalam penampilan band kami. Setelah Lebaran kami akan berlatih lebih intensif lagi.
Kabarnya ada rencana Konser Lintas Benua. Seperti apa?
R: Kebetulan di bulan September -Oktober itu, kami memang diundang main di beberapa negara. Kami menyebutnya sebagai konser d'Masiv Lintas Benua. Jadi dari Asia ke Eropa. Kami akan main di Singapura, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Irlandia, dan London.
Ini agak aneh, sebenarnya event berbeda tapi tanggalnya berdekatan. Akhirnya kami create sebagai d'Masiv Lintas Benua. Ini salah satu mimpi d'Masiv bisa tampil di tanah Eropa, terlebih Inggris dan sekitarnya. Nanti di sana sekaligus juga kami akan membuat video klip album ke-4.
Erni Koesworini
KOMENTAR